Pemerintahan Joe Biden telah mengeluarkan aturan baru yang memperluas dan memperketat pembatasan ekspor chip canggih dan peralatan manufaktur chip dari Amerika Serikat (AS) ke China. Tujuannya adalah untuk mencegah pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di China yang dikhawatirkan akan meningkatkan kekuatan militernya.
Namun, aturan tersebut justru menguntungkan produsen komponen chip lokal di China. Pesanan dari pabrik pengecoran logam di China telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan bahwa cita-cita Presiden Xi Jinping untuk mengembangkan industri semikonduktor yang mandiri tanpa bergantung pada AS semakin terlihat.
Produsen peralatan dalam negeri, seperti Naura dan AMEC, telah memenangkan persentase tender yang jauh lebih besar dari pabrik pengecoran China dibandingkan tahun sebelumnya. Para pembuat chip juga berlomba-lomba untuk mengganti peralatan buatan luar negeri dengan alternatif buatan dalam negeri.
Berdasarkan analisis, hampir setengah, atau 47,25%, dari seluruh tender peralatan mesin yang dilakukan oleh pabrik pengecoran China dari Januari hingga Agustus 2023 dimenangkan oleh pabrikan lokal. Pada bulan Juli hingga Agustus 2023, 62% tender tersebut dimenangkan oleh pemasok China, meningkat dari 36,3% pada bulan Maret hingga April. Industri China sepertinya sudah menerima konsekuensi dari pemblokiran yang dilakukan oleh pemerintah AS dan bergerak cepat untuk menghadapinya.
Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri China menganggap aturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintahan Joe Biden melanggar prinsip keadilan kompetisi dan bisnis. Namun, pabrik pengecoran China mulai menguji coba alat manufaktur buatan dalam negeri untuk menggantikan alat dari luar negeri jika sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perusahaan seperti AMEC dan Naura telah menerima banyak pesanan dari produsen chip terbesar China, seperti SMIC dan Hua Hong Semiconductor. Namun, AMEC, Naura, SMIC, dan Hua Hong belum memberikan tanggapan terkait informasi ini.