Video Presiden Joko Widodo yang sedang berpidato dan fasih berbahasa Mandarin telah beredar menggunakan teknologi deepfake AI. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan bahwa video tersebut direkayasa dan meminta masyarakat untuk tidak menyebarkannya. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel A. Pangerapan, menjelaskan bahwa video tersebut merupakan hasil suntingan yang menyesatkan. Setelah dilakukan penelusuran, tim AIS Kementerian Kominfo menemukan kesamaan dengan video yang diunggah oleh kanal YouTube The U.S.-Indonesia Society (USINDO) pada tahun 2015. Namun, dalam video yang sebenarnya tersebut, Presiden Joko Widodo tidak menggunakan bahasa Mandarin saat berpidato. Semuel mengingatkan masyarakat agar berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi dan tidak menyebarkan konten hoaks atau disinformasi melalui platform digital. Kominfo juga mengimbau masyarakat untuk selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan media yang kredibel.
Hindari Menyebarkan Video Deepfake AI Jokowi Berbahasa Mandarin

Read Also
Recommendation for You

Sebuah perusahaan di Amerika Serikat (AS) telah mengungkap modus pura-pura bekerja yang dilakukan oleh para…

Modus penipuan terbaru yang perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah catphishing, sebuah gabungan dari catfishing dan…

Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan perkembangan terbaru dalam negosiasi dengan TikTok, dengan memastikan kontrol algoritma…

Keberadaan alien kembali menjadi topik hangat setelah para astronom mendeteksi objek asing yang bergerak menuju…

Memori ponsel yang selalu penuh dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah banyaknya aplikasi…