Konflik di Timur Tengah antara kelompok Hamas dan Israel semakin memanas. Serangan dari Israel telah melumpuhkan jalur Gaza. Kelompok Hamas pun melakukan serangan balasan dengan meluncurkan rudal, yang menyebabkan lebih dari 8.000 warga Palestina tewas.
Akibat konflik ini, gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) semakin meningkat di beberapa negara. Gerakan BDS adalah gerakan penolakan konsumen terhadap produk asal Israel dengan tujuan memberikan tekanan ekonomi terhadap Israel agar memberikan hak setara kepada Palestina.
Beberapa produk teknologi milik Israel yang diboikot melalui gerakan BDS antara lain adalah sebagai berikut:
1. HP: Perusahaan-perusahaan merek HP menyediakan teknologi yang digunakan oleh Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukiman di atas rakyat Palestina.
2. Siemens: Siemens terlibat dalam usaha ilegal Israel untuk pembangunan EuroAsia Interconnector di pemukiman. Proyek ini akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa.
Selain itu, beberapa startup teknologi buatan Israel juga masih diminati, termasuk di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
1. Waze: Layanan peta digital yang menggunakan data real time dari pengguna untuk memberikan rute terbaik.
2. Tailor Brands: Startup teknologi pemasaran yang menggunakan teknologi AI dan menyediakan logo dan web yang dipersonalisasi.
3. Helios: Startup yang menyediakan solusi untuk memecahkan masalah, memahami, dan menguji layanan dan aplikasi.
4. Firebolt: Startup yang mengembangkan data cloud untuk memudahkan akses dan analisis data.
5. Jolt: Startup ed-tech yang menciptakan program pembelajaran online dengan lulusan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkenal.
Artikel Selanjutnya: Konflik Hamas Pecah, Pekerja Startup Yahudi Mudik ke Israel