Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengungkapkan bahwa selama tahun 2022 dan 2023, BSSN telah menemukan beberapa bentuk serangan, salah satunya adalah serangan malware. Namun, serangan siber yang berhubungan dengan pemilu tahun depan menjadi prioritas utama bagi BSSN.
BSSN fokus dalam mengumpulkan informasi mengenai infiltrasi yang bisa mempengaruhi masyarakat secara perorangan, dengan tujuan menciptakan kekacauan dalam masyarakat. Propaganda hitam juga menjadi salah satu hal yang ditemukan oleh BSSN.
BSSN secara rutin melakukan identifikasi serangan siber, termasuk melalui IP Security Assessment, terutama kepada kementerian/lembaga, terutama KPU. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran penyelenggaraan pemilu.
BSSN menyadari bahwa data telah menjadi aset berharga yang lebih berharga daripada minyak. Motif serangan siber pun telah berubah menjadi motif ekonomi. Oleh karena itu, BSSN juga melakukan patroli dan investasi dalam melawan serangan siber, baik yang bersifat teknis maupun sosial, melalui National Operational Center.
