Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Mengapa Banyak Youtuber dan Tiktoker Berdampak Negatif pada Ekonomi Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia – Ternyata banyaknya konten kreator tidak menguntungkan bagi ekonomi Indonesia. Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama, mengungkapkan bahwa banyak pihak yang salah kaprah dalam mengartikan data ekonomi digital.

Komisaris Utama Telkomsel ini mencontohkan pertumbuhan jumlah konten kreator yang selama ini menjadi andalan platform digital asing untuk menggambarkan dampak bisnisnya terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, keuntungan dari bertambahnya konten kreator, seperti YouTuber yang aktif membuat konten video atau TikToker dengan video pendeknya, hanyalah para pemilik platform streaming dan media sosial.

Sebaliknya, warga Indonesia justru merugi karena potensi pendapatan iklan mereka justru semakin menyusut karena jumlah pesaing terus bertambah.

“Banyak yang datang pada kita, mengatakan itu bagus, karena mereka sudah memiliki jutaan konten kreator. Itu hanya untuk konten kreator baru, mereka yang untung, pembaginya semakin banyak. Ukurannya tetap sama, digital adex (iklan digital) hanya sebesar itu,” kata Wishnutama, seperti dikutip pada Sabtu (2/12/2023).

Hal yang sama juga berlaku di sektor e-commerce. Ia menilai penambahan UMKM di platform digital tidak berdampak besar pada perekonomian karena hanya memindahkan ekonomi dari offline ke online.

“Bertambahnya penjualan di platform e-commerce tidak menciptakan ekonomi baru. Hanya ada pembagi baru, karena ukurannya tidak lebih besar,” tambahnya.

Oleh karena itu, Wishnutama menilai konsep mendorong perekonomian digital tidak tepat. Indonesia harus memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk menciptakan ekonomi baru.

“(Jangan) yang mendapatkan manfaat malah asing padahal kesempatannya, terus ke depan, pertumbuhan ekonomi digital sangat eksponensial,” kata Wishnutama.

Wishnutama juga mempresentasikan data perekonomian digital Indonesia yang menggambarkan dominasi asing. Berdasarkan data, nyaris semua komponen ekonomi digital Indonesia dikuasai oleh asing. Satu-satunya komponen ekonomi digital Indonesia yang didominasi oleh lokal adalah sektor keuangan.

Sebesar 94% dari komponen ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 yang mencapai Rp 352 triliun dikuasai oleh lokal. Di sektor mobilitas, lokal juga masih mampu menguasai 51% dari Rp 53 triliun. Penguasaan asing paling tinggi ada di sektor media dan iklan, menyisakan 35 persen dari Rp 88 triliun untuk pengusaha lokal. Di sektor e-commerce, pangsa pasar lokal adalah 44% dari Rp 877 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Youtube Mau Jualan Seperti TikTok Shop, Ini Kata Menkominfo

(dem/wur)