Para ilmuwan telah mengungkapkan dampak yang mengerikan jika kesepakatan dunia tentang batas pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri tidak tercapai. Perjanjian iklim Paris pada 2015 menghasilkan batasan ini.
Delapan tahun setelah perjanjian Paris disepakati, efek perubahan iklim terus memburuk, ditandai dengan munculnya fenomena El Nino yang menyebabkan suhu global lebih tinggi daripada sebelumnya.
Dalam 10 bulan pertama di tahun 2023, pemanasan global sudah mencapai 1,4 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, dan diperkirakan akan mencapai 1,5 derajat Celsius dalam waktu dekat.
Meski begitu, Badan Meteorologi Inggris mengusulkan sebuah indikator yang menggabungkan data suhu global 10 tahun terakhir dan proyeksi untuk 10 tahun ke depan, yang menunjukkan bahwa tingkat pemanasan global saat ini berada pada 1,26 derajat Celsius.
Ilmuwan ternama menilai bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun, meskipun tidak puluhan tahun, untuk mencapai target peningkatan suhu yang menjadi kesepakatan Paris 2015. Mereka menganggap bahwa peningkatan suhu sebesar 1,5 derajat Celsius saja sudah sangat mematikan.
Beberapa efek samping dari peningkatan suhu ini termasuk gangguan pasokan pangan, air, dan meningkatnya konflik, kerusakan hutan Amazon, rusaknya terumbu karang dan ekosistem laut, serta mencairnya lapisan es dan naiknya permukaan laut. Kenaikan suhu dapat menyebabkan dampak langsung bagi masyarakat negara-negara ekonomi miskin, dengan sistem kesehatan yang lemah.
