Berita  

Jadwal Kiamat Telah Ditetapkan, Ramalan ini Dibuat oleh 15.000 Ahli

JAKARTA, CNBC Indonesia – Perdebatan tentang hari kiamat masih terus berlanjut. Bahkan, saat ini ada 15.000 ilmuwan yang setuju melalui sebuah makalah bahwa bencana global bisa terjadi pada akhir abad ini.

Makalah yang terkait dengan perubahan iklim itu diterbitkan oleh BioScience. Puluhan ribu ilmuwan yang menandatangani makalah berasal dari 161 negara.

Perubahan iklim yang terjadi diklaim semakin cepat. Para ilmuwan memperingatkan bahwa kehidupan Bumi tengah terancam.
“Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer,” tulis makalah tersebut, dikutip dari Futurism, Sabtu (16/12/2023).

Peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama studi Christopher Wolf mengungkapkan potensi Bumi di masa depan, termasuk risiko bencana kekurangan makanan dan air bersih.

Studi tersebut mengungkapkan sejumlah data mengejutkan, misalnya pada 2023, banyak rekor iklim pecah dengan margin yang sangat besar.

Salah satu yang dirujuk oleh para peneliti adalah terkait musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif tahun itu. Kejadian tersebut menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru.

Salah satu penulis penelitian, Profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple, juga menambahkan adanya pola yang mengkhawatirkan di tahun 2023. Pola tersebut bukan kabar baik, karena manusia hanya berbuat sedikit untuk melakukan perbaikan.

“Kami juga hanya menemukan sedikit kemajuan yang bisa dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim,” kata Ripple dalam pernyataannya.

Namun dampak besar lingkungan ini bukan hanya kesalahan pada industri bahan bakar fosil saja, tetapi juga karena pemerintah memberikan subsidi pada mereka sebagai salah satu penyebab efek tersebut.

Subsidi yang dikeluarkan di Amerika Serikat (AS) tahun 2021-2022 meningkat dua kali lipat, yakni dari US$531 triliun menjadi lebih dari US$1 triliun.

Untuk mencegah bencana lebih lanjut, para peneliti menyarankan untuk beralih dari bahan bakar fosil, dan memerangi konsumsi berlebih yang dilakukan oleh orang-orang kaya.