Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Starlink Mendapat Tantangan Baru di Penjelajahan Antariksa

Eropa sedang dalam tahap penawaran akhir untuk menetapkan konstelasi satelit UE senilai 6 miliar euro (Rp 101 triliun). Satelit itu dirancang untuk bersaing dengan Starlink milik Elon Musk dan Kuiper milik Jeff Bezos. Namun, konstelasi satelit yang dinamai IRIS² tersebut berisiko kehilangan momentum tren kecerdasan buatan (AI). Birokrasi yang ruwet dikhawatirkan membuat sistem IRIS² ketinggalan zaman bahkan sebelum diluncurkan.

Badan Antariksa Eropa mengatakan pihaknya akan mencari tawaran akhir untuk mengembangkan sistem komunikasi yang aman. Ini merupakan proyek unggulan yang sebagian didorong oleh peran Starlink milik Musk.

Untuk saat ini, satu-satunya penawar yang diketahui melakukan kontrak utama dengan IRIS² adalah konsorsium Airbus, Thales Alenia Space, Eutelsat, Hispasat, dan SES.

Sebanyak 170 satelit akan mengamankan komunikasi bagi pemerintah Uni Eropa dan membuka layanan broadband komersial baru ke wilayah yang kurang terlayani pada tahun 2025 dan 2027.

“Saat ini, IRIS² berisiko ketinggalan zaman bahkan sebelum diluncurkan,” tulis mantan kepala angkatan udara Prancis Denis Mercier dan mantan eksekutif Airbus Marc Fontaine dalam opini yang disponsori untuk Politico, dikutip dari Reuters, Senin (18/12/2023).

Keduanya terlibat dengan perusahaan rintisan AI pertahanan Jerman, Helsing, yang menawarkan perangkat lunak AI.

“Ketika IRIS² diperkenalkan, AI masih menjadi teknologi yang dinilai agak futuristik,” tulis mereka.

“Namun, dalam dua atau tiga tahun terakhir, dunia telah mengetahui bahwa AI sudah sampai tahap matang dan siap diterapkan secara praktis di mana saja.”

Komisi Eropa mengatakan pihaknya sudah mengambil tindakan terkait hal ini.

“Dimasukkannya kemampuan kecerdasan buatan dalam algoritma yang menjalankan sistem IRIS² merupakan jalan yang sangat menjanjikan yang saat ini sedang dipertimbangkan,” kata juru bicara Komisi Eropa.

Exit mobile version