Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Mengapa Indonesia Merugi dengan Banyaknya YouTuber dan TikToker?

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama, mengatakan bahwa banyaknya YouTuber dan TikToker tidak membuat Indonesia untung. Ia menilai banyaknya pembuat konten video di Tanah Air itu justru lebih banyak menguntungkan pemilik platform dan media sosial.

“Wishnutama juga mempresentasikan data perekonomian digital Indonesia yang menggambarkan dominasi asing. Berdasarkan data, nyaris semua komponen ekonomi digital Indonesia dikuasai asing. Satu-satunya komponen ekonomi digital Indonesia yang didominasi lokal adalah sektor keuangan. Sebesar 94 persen dari komponen ekonomi digital Indonesia 2022 yang mencapai Rp 352 triliun dikuasai oleh lokal. Di sektor mobilitas, lokal juga masih mampu menguasai 51 persen dari Rp 53 triliun.”

Komisaris Utama Telkomsel itu menilai banyak yang salah kaprah membaca data ekonomi digital. Platform digital asing, kata dia, kerap membanggakan banyaknya pembuat konten di Indonesia sebagai gambaran atas dampak kehadiran mereka di sini.

Menurutnya, pihak yang untung dengan bertambahnya konten kreator, seperti YouTuber yang aktif membuat konten video atau TikToker dengan video pendeknya, hanyalah para pemilik platform streaming dan media sosial. Warga RI justru rugi karena potensi pendapatan iklan mereka justru makin menyusut karena jumlah pesaing terus bertambah.

Hal yang sama juga berlaku di sektor ecommerce. Ia menilai penambahan UMKM di platform digital tidak berdampak besar kepada perekonomian karena hanya memindahkan ekonomi dari offline ke online.

Oleh karena itu, Wishnutama menilai konsep ekonomi digital yang saat ini dilakukan Indonesia patut dievaluasi. Indonesia, kata dia, harus memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk menciptakan ekonomi baru.

“[Jangan] yang mendapatkan manfaat malah asing, pertumbuhan ekonomi digital sangat eksponensial,” kata Wishnutama.

Sumber: CNBC Indonesia