Usia Prabowo Subianto waktu itu baru 17 tahun. Ia baru saja pulang dari luar negeri. Kemal Idris sudah sangat terkenal sebagai tokoh TNI, terutama di kalangan keluarga Prabowo. Kemal Idris adalah sahabat dekat paman Prabowo, Subianto Djojohadikusumo, yang gugur dalam peristiwa Lengkong bersama Mayor Daan Mogot dan para Taruna dari Akademi Militer Tangerang pada tanggal 25 Januari 1946.
Kemal Idris juga adalah sahabat dari Pak Subianto, yang juga gugur dalam peristiwa Lengkong. Ketika Prabowo bertemu Kemal Idris, ia mengatakan, “Saya ini sahabat pamanmu. Pamanmu orang yang sangat berani. Jika pamanmu masih hidup, saya yakin dia yang jadi Pangkostrad. Kamu harus ikut jejak pamanmu. Subianto itu dulu jagoan.”
Kemal Idris adalah orang yang sangat patriotik, pemberani, lurus, dan terbuka. Batalyon Kemal Idris adalah batalyon TNI pertama yang masuk ibu kota setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Pada saat peristiwa 17 Oktober 1952, Batalyon Kemal Idris terlibat mengepung istana.
Sifat-sifat Kemal Idris yang Prabowo Subianto ingat dan kagumi adalah sikap terbuka, humoris, selalu jujur, dan berpihak kepada rakyat kecil. Namun, ada kekurangan Kemal Idris yaitu sifat emosional dan sering mengambil keputusan dan kesimpulan terlalu cepat sebelum mengetahui situasi sebenarnya.
Kemal Idris sering menasihati Prabowo. Pada saat beliau sakit keras, beberapa jam sebelum beliau meninggal, Prabowo sempat diberi tahu dan sempat menjenguk beliau di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta. Beliau sempat berbisik kepada Prabowo, “Prabowo, terus berjuang.” Kata-kata terakhir beliau kepada Prabowo, “jaga Republik ini, terima kasih.”
Sumber: Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto