Berita  

Penyebab Satelit Satria 1 Belum Beroperasi Secara Penuh

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah berhasil diselesaikan pada tahun 2023 adalah peluncuran Satelit Satria 1. Namun, pengoperasian penuh satelit yang berfungsi untuk memperluas jangkauan internet masih terkendala oleh ketersediaan listrik di sejumlah wilayah Indonesia.

Asisten Deputi Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muksin, mengungkapkan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk PSN satelit Satria 1 mencapai Rp 6,9 triliun. Satelit canggih ini beroperasi di ketinggian 36 ribu kilometer di atas permukaan bumi dan mampu memberikan akses internet ke seluruh Indonesia melalui teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS).

Menurut Muksin, untuk menjalankan fungsinya dalam memberikan akses internet, satelit ini harus didukung oleh 11 stasiun di bumi. Beberapa stasiun saat ini telah dibangun di Batam, Jayapura, Manokwari, dan wilayah-wilayah lainnya.

Pemerintah sebenarnya menargetkan operasi penuh satelit ini sudah dilakukan pada bulan Januari, dimana satelit tersebut akan memberikan akses internet untuk layanan publik seperti puskesmas dan sekolah di daerah pelosok. Namun, kendala yang muncul bukanlah berasal dari satelit itu sendiri, melainkan dari kondisi infrastruktur di daratan yang bertugas menangkap sinyal dari satelit. Infrastruktur di daratan belum dapat berfungsi maksimal karena ada sejumlah daerah yang belum mendapatkan aliran listrik.

Satelit Satria 1 secara resmi diluncurkan pada Minggu (18/6) di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, atau pada hari Senin (19/06/2023) pukul 05.04 WIB. Satelit tersebut diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX dan merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit ini diharapkan dapat mendukung akselerasi transformasi digital nasional dengan menempati orbit 146°BT tepat di atas Pulau Papua.