Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, namun sebagian besar rakyat masih hidup dalam kemiskinan. Prabowo Subianto menyebut kondisi ini sebagai paradoks Indonesia. Untuk menentukan keberhasilan ekonomi Indonesia selama 30 tahun terakhir, kita harus membandingkannya dengan pencapaian negara lain seperti Tiongkok dan Singapura. Pada periode 1985-2019, ekonomi Tiongkok tumbuh 46 kali lipat, Singapura tumbuh 19,5 kali lipat, sedangkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 13 kali lipat. Salah satu kunci pertumbuhan ekonomi Tiongkok adalah penerapan prinsip state capitalism, di mana seluruh cabang produksi penting dan sumber daya alam dikuasai oleh negara. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang lebih banyak menyerahkan pengelolaan ekonomi kepada mekanisme pasar.
Prabowo juga menyoroti masalah oligarki di Indonesia, di mana perekonomian negara dikuasai oleh segelintir orang super kaya. Hal ini mengakibatkan 1% orang terkaya Indonesia menguasai 36% kekayaan negara. Keputusan politik yang diambil juga berdampak pada kesejahteraan rakyat, dimana keputusan yang keliru akan membuat rakyat semakin miskin.
Untuk mencapai tujuan menjadi negara kelas atas dan menjadikan rakyat Indonesia sejahtera, Prabowo menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan negara melalui keputusan politik yang baik. Keputusan politik yang tepat akan membuat rakyat semakin sejahtera, namun hal ini memerlukan kepemimpinan, kearifan, dan kehendak untuk mengambil keputusan-keputusan politik yang tepat.
Prabowo mengajak seluruh kader bangsa untuk sadar akan paradoks yang dialami Indonesia, dan bersama-sama memperkuat ekonomi negara dan rakyat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai dua digit, atau pertumbuhan di atas angka 10% secara berkelanjutan, agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap. Sebagai bangsa, kita tidak boleh puas dengan pertumbuhan ekonomi 5% karena itu berarti berjalan di tempat.
Dengan demikian, Prabowo mendorong untuk melaksanakan strategi yang benar, manajemen yang baik, dan pemerintahan yang bersih agar Indonesia bisa cepat bangkit dan mencapai cita-cita kemerdekaan.