Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin, sedang merencanakan penggalangan dana untuk mengakuisisi TikTok dari perusahaan China, ByteDance. Mnuchin nampaknya ingin memanfaatkan aturan baru yang mengharuskan TikTok dijual oleh China.
Kongres AS baru-baru ini menerbitkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance untuk menjual TikTok atau platform video pendek tersebut akan diblokir di AS.
“Saya pikir UU tersebut akan disahkan dan saya rasa [TikTok harus dijual]. Ini adalah bisnis yang luar biasa dan saya akan membentuk kelompok untuk membeli TikTok,” kata Mnuchin yang memimpin Liberty Strategic Capital kepada CNBC International.
Liberty dan ByteDance memiliki keterkaitan. Salah satu investor di Liberty adalah Masayoshi Son, pendiri SoftBank Vision Fund yang telah berinvestasi di ByteDance pada tahun 2018.
UU tersebut saat ini sedang dalam proses perdebatan di Senat. Presiden Joe Biden sendiri telah menyatakan bahwa ia akan menandatangani UU tersebut jika disetujui oleh Kongres AS.
“[TikTok] harus dimiliki oleh perusahaan AS. Tidak mungkin pemerintah China akan membiarkan perusahaan AS memiliki platform seperti ini di China,” kata Mnuchin.
Anggota Kongres AS juga menyoroti popularitas TikTok yang diyakini memberikan akses dan pengaruh pemerintah China terhadap warga negara AS. Saat ini, terdapat 170 juta pengguna aplikasi TikTok di AS.
Meskipun demikian, pemerintah China mungkin juga tidak akan mengizinkan ByteDance untuk menjual TikTok kepada pembeli AS. TikTok terus berupaya merayu anggota Kongres AS untuk mencegah pengesahan UU tersebut dan melibatkan penggunanya dalam protes.
CEO TikTok, Shou Zei Chew, memberi sinyal bahwa TikTok tidak akan dijual. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyebut langkah Kongres AS sebagai “logika perampok.”
Dalam putaran pendanaan terakhir pada tahun 2023, ByteDance dinilai oleh investor senilai US$220 miliar (Rp3,437 triliun).
Menurut CNBC International, aset paling berharga TikTok adalah algoritma yang digunakan untuk menampilkan konten yang disesuaikan untuk setiap pengguna. Keakuratan algoritma yang dikembangkan di China juga menjadi “senjata” paling dikhawatirkan oleh pemerintah AS.
Mnuchin tidak merinci daftar investor yang berencana untuk bergabung dengannya ataupun penilaian TikTok berdasarkan perkiraannya.
Selain Mnuchin, The Wall Street Journal melaporkan bahwa mantan CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, juga tertarik untuk mengakuisisi TikTok dan sedang mencari mitra.