Peneliti menemukan fosil cacing pita di sebuah batu yang digali di wilayah Myanmar. Penemuan ini membuktikan bahwa infeksi cacing juga dialami oleh makhluk purba seperti dinosaurus.
Fosil tentakel cacing pita tersebut diperkirakan berusia 99 juta tahun, tepatnya di pertengahan periode Cretaceous.
Cacing pita hidup di berbagai ekosistem, mulai dari laut, air tawar, hingga daratan. Namun, fosil cacing pita jarang ditemukan terawetkan dalam bentuk fosil di bebatuan.
“Fosil cacing pita sulit ditemukan karena jaringannya lunak dan karena mereka hidup sebagai parasit. Kini kami telah menemukan fosil tubuh cacing pipih pertama,” kata Bo Wang, pemimpin penelitian.
Bo Wang dan timnya menemukan parasit purba di batu amber di utara Myanmar. Parasit ini menyerupai cacing pita yang menginfeksi ikan seperti hiu atau pari.
Peneliti memperkirakan cacing pita tersebut berasal dari elasmobranch (subkelas ikan hiu dan ikan pari) yang terdampar di pantai dan kemudian dimakan oleh predator darat, seperti dinosaurus.
“Studi ini menunjukkan bahwa batu amber memiliki potensi untuk mengawetkan detail kehidupan dari masa lalu. Ini menekankan pentingnya penelitian tentang batu amber dalam paleontologi,” ujar Bo Wang.
