Jakarta, CNBC Indonesia – Vietnam kini menjadi negara yang menarik bagi investor asing. Wakil Presiden Investasi Telkomsel Ventures, Nazier Arifin, menyatakan bahwa investasi asing yang masuk ke Vietnam akan meningkatkan arus uang di negara tersebut dan membuka peluang lapangan kerja yang luas.
“Artinya apa? Orang-orang yang tinggal di Vietnam akan memiliki daya beli yang lebih besar,” kata Nazier saat ditemui di NextDev Summit 2024 di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Menurutnya, investor regional seperti Jepang, China, dan lainnya melihat Vietnam memiliki potensi besar sebagai negara berkembang. Para investor berharap dalam 2-3 tahun ke depan, penduduk Vietnam akan memiliki daya beli yang lebih besar.
Di Indonesia sendiri, investasi asing di sektor teknologi dinilai masih sedikit dibandingkan dengan Vietnam dan negara tetangga lainnya. Contohnya adalah investasi yang baru-baru ini diumumkan oleh Microsoft dan Apple di kawasan Asia Tenggara.
Apple di Indonesia menginvestasikan sebesar Rp 1,6 triliun, jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi Apple di Vietnam sebesar US$15,84 miliar atau Rp 256 triliun.
Sementara Microsoft menginvestasikan sebesar US$1,7 miliar atau Rp 27 triliun di sektor kecerdasan buatan di Indonesia. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan investasi di Malaysia sebesar US$2,2 miliar atau Rp 35 triliun.
“Memang tahun 2021-2022 semua orang melihat Asia Tenggara sebagai daerah selanjutnya untuk berinvestasi. Indonesia saat ini memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$4.900 akan menuju ke US$5.000. Biasanya ketika mencapai US$5.000, kategori negara tersebut akan menjadi negara berkembang menuju maju,” kata Nazier.
Menurut Nazier, Jepang dan China dulunya tumbuh pesat ketika PDB mereka melewati US$5.000.
“Sayangnya, banyak negara masih melihat Indonesia sebagai negara yang menjanjikan namun mereka memilih untuk menahan diri. Karena banyak dana dari luar yang tertahan akibat resesi,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Perangkat Klien IDC, Bryan Ma, menjelaskan alasan Apple tertarik pada Vietnam bukan hanya karena minat konsumen terhadap produk Apple yang semakin besar.
“Apple perlu melakukan diversifikasi dalam manufaktur di luar China. Vietnam menjadi lokasi yang strategis karena ekosistemnya sudah berkembang,” jelasnya seperti dikutip dari CNBC Internasional.
Di Vietnam, IDC mengungkapkan bahwa Apple menjadi vendor smartphone ketiga. Perusahaan pembuat iPhone bersaing dengan Oppo dan Samsung.
“Upaya diversifikasi Apple termasuk perangkat seperti notebook, yang diproduksi melalui perusahaan seperti Quanta dan Foxconn,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Prabowo Mau Tahu Tim Cook Makan Daging atau Tidak
(fab/fab)