Facebook Memutuskan Untuk Memblokir Akun Hamas Yang Terdapat di Tetangga RI, Pemerintah Malaysia Merasa Tidak Puas

Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil meminta penjelasan dari Meta setelah anak perusahaannya, Facebook, menghapus artikel dari media lokal yang melaporkan pertemuan antara Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan pemimpin kelompok Hamas.

Anwar Ibrahim bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar pada Senin 13 Mei pekan ini. Anwar Ibrahim menyatakan memiliki hubungan politik yang baik dengan petinggi Hamas tersebut.

Meskipun demikian, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam aksi militer yang dilakukan oleh Hamas, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis 16 Mei 2024.

Malaysia sendiri adalah salah satu negara mayoritas Muslim yang secara vokal mendukung Palestina. Pemerintah Malaysia mengirimkan surat resmi ke Meta untuk meminta penjelasan terkait pemblokiran artikel dari dua media lokal tentang pertemuan Anwar dan petinggi Hamas.

Selain itu, Meta juga menutup akun pihak ketiga yang sering membagikan informasi terkini tentang Palestina. Fahmi Fadzil sebagai juru bicara pemerintah meminta penjelasan mengenai keputusan Meta dalam menghapus artikel terkait Hamas, terutama terkait kunjungan resmi PM Anwar Ibrahim ke Qatar.

Fahmi Fadzil menyayangkan tindakan tersebut dilakukan oleh perusahaan berbasis AS dan menambahkan bahwa Meta tidak menghormati kebebasan informasi dari media lokal yang menggunakan platform mereka.

Meta belum memberikan respons terhadap protes yang dilayangkan pemerintah Malaysia. Sebelumnya, Fahmi telah mengancam akan mengambil tindakan tegas terhadap media sosial yang memblokir konten pro-Palestina di Malaysia pada Oktober 2023.

Meta secara khusus dikenal sebagai platform media sosial yang sering menyembunyikan dan memblokir konten yang mendukung Palestina. Meta juga menggunakan pendeteksi otomatis dan peninjauan manual oleh manusia untuk menghapus atau memberi label konten visual yang menampilkan kondisi di Gaza.