Berita  

Petani Menggunakan Satelit untuk Bekerja, Hasil Panen Melimpah dan Bahagia

Jakarta, CNBC Indonesia – Bisnis satelit untuk agrobisnis sedang ramai di India. Profit para petani meningkat pesat, begitu juga dengan besarnya panen.

Lokeswara Reddy, seorang petani India yang menggunakan data satelit, mengatakan bahwa teknologi membantunya mengatasi permasalahan cuaca yang semakin tidak jelas polanya selama 10 tahun terakhir. Dalam satu dekade, laba per acre (4 ribu km2) dari perkebunan jagungnya naik dua kali lipat menjadi US$240 (Rp3,8 juta) dari sebelumnya paling banyak US$120 (Rp1,9 juta).

Reddy menggunakan data satelit yang dihimpun dan diolah oleh Cropin, startup asli India, yang kemudian diberikan kepada raksasa industri pertanian Syngenta. “Kami kini merasa lebih pasti tentang cara bertani, [data satelit] menjaga kami dari perubahan iklim, hama dan penyakit, serta permasalahan jadwal pengairan,” kata Reddy kepada Reuters, dikutip Jumat (17/5/2024).

Industri teknologi pertanian memang sedang berkembang pesat di India. Reuters menyatakan ada 2.743 startup pertanian di India, mayoritas menggunakan data satelit atau teknologi antariksa lainnya. Investor telah menggelontorkan modal ke startup pertanian India hingga US$1,3 miliar pada 2021, US$394,4 juta pada 2023, dan US$136,7 juta pada 2024.

Para perusahaan teknologi ini menghadapi tantangan untuk mempercepat dan memperluas adopsi teknologi luar angkasa di sektor pertanian India. Kendala yang mereka hadapi termasuk kepemilikan lahan oleh petani di India yang rata-ratanya hanya 1,08 hektare. Selain itu, mayoritas petani tidak memiliki literasi digital yang baik.

“Pertanian memang bukan sektor yang akrab dengan teknologi dan para petani lebih banyak bergantung pada cara menanam tradisional, yang diajarkan secara turun-temurun,” kata Raghunath Reddy, manajer di Syngenta.

Cropin yang didirikan pada tahun 2010 adalah startup yang didukung oleh Google, Gates Foundation, dan Amazon Web Services. Melalui kerjasama dengan petani, Bank Dunia, dan pemerintah India, Cropin melakukan digitalisasi di 244 desa yang mencakup 30.000 petak lahan pertanian dan 77 komoditas dengan iklim yang berbeda-beda.

Dengan dukungan data dari Cropin, 92 persen petani menikmati panen 30 persen lebih banyak dan pendapatan 37 persen lebih besar.

Selain data untuk petani, perusahaan fintech SatSure juga memanfaatkan data satelit untuk menentukan penyaluran pinjaman ke petani. CEO SatSure Prateep Basu menyatakan potensi bisnis pinjam meminjam untuk petani sangat besar karena 38 persen dari rekening bank di India dimiliki oleh petani.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: India Manfaatkan AI Untuk Tambah Akurasi Prakiraan Cuaca

(dem/dem)

Exit mobile version