Jakarta, CNBC Indonesia – Starlink telah resmi diluncurkan oleh CEO SpaceX, Elon Musk, di Puskesmas Pembantu, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (19/5). Dengan demikian layanan internet satelit itu sudah resmi beroperasi di Indonesia.
Layanan internet Starlink sudah digunakan di beberapa negara, termasuk di Ukraina untuk kebutuhan perang.
Musk awalnya memberikan dukungan penuhnya kepada Ukraina ketika Rusia pertama kali melakukan invasi. Saat itu SpaceX menyediakan 4.000 satelit sejak awal perang Ukraina dan Rusia tahun 2022 lalu.
Rusia dilaporkan mengembangkan senjata baru berbasis nuklir. Senjata itu dilepaskan di luar angkasa dan akan berdampak pada internet di Bumi.
CNN Internasional mengutip tiga sumber, menyebutkan Rusia tengah mengembangkan senjata yang mampu merusak satelit. Senjata itu bisa merusak satelit komersial dan pemerintah untuk telepon seluler, bertransaksi online, dan browsing internet.
Menurut para ahli, salah satu yang terdampak adalah jaringan satelit internet yang tersebar di antariksa, seperti Starlink dari SpaceX.
Pada Februari lalu, pejabat pemerintahan AS mengklaim senjata Rusia itu belum berada di orbit. Pihak Rusia masih mengembangkan hingga sekarang.
Sebagai informasi, senjata yang dikenal sebagai EMP nuklir akan menciptakan gelombang energi elektromagnet dan partikel bermuatan tinggi. Departemen Pertahanan AS dan komunitas intelijen telah melakukan pelacakan soal pengembangan senjata anti satelit milik Rusia, termasuk EMP selama bertahun-tahun.
Namun baru-baru ini, laporan Washington Post mengatakan terminal Starlink militer Ukraina jatuh di hari pertama serangan Rusia di Oblast Kharkiv pada 10 Mei. Mereka keok oleh sistem perang elektronik Rusia.
Mengutip informasi yang diperoleh dari militer Ukraina, bahwa Brigade Pertahanan Teritorial ke-125 Ukraina masih mampu mempertahankan bentangan perbatasan sekitar 40 kilometer antara Rusia dan Oblast Kharkiv.
Mereka menggunakan drone pengintai setiap hari untuk memantau bagaimana Rusia menyiapkan pasukannya untuk kemungkinan serangan.
Namun pada 10 Mei pagi, brigade kehilangan semua umpan videonya karena gangguan elektronik dari Rusia. Terminal internet satelit Starlink, yang menyediakan komunikasi dasar untuk militer Ukraina, juga gagal. Situasi ini pertama kali terjadi selama invasi Rusia pada Februari 2022.
“Kami kehilangan di titik tertentu yang benar-benar buta. Ini adalah masalah terbesar, kami tidak melihat bagaimana mereka bergerak, kami hanya bekerja melalui radio atau melalui telepon di mana mereka masih bekerja,” kata salah satu komandan unit drone di brigade, dikutip dari Washington Post, Minggu (25/5/2024).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Elon Musk Beri Pesan ke Telkomsel, Indosat, XL & Smartfren, Ini Isinya
(hsy/hsy)