Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Tantangan Asing Terhadap Xi Jinping Membuat Tensi di China Semakin Meningkat

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terus-menerus menghambat industri teknologi China. Yang terbaru, bisnis mobil listrik China tertekan di Eropa. Komisi lokal mengumumkan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 17,4% hingga 38,1% pada impor produk mobil listrik China mulai bulan Juli mendatang.

Reuters mencatat bahwa beban baru yang diberlakukan oleh Eropa setara dengan miliaran euro atau triliun rupiah bagi produsen mobil. Hal ini cukup memberatkan karena para produsen mobil juga menghadapi permintaan yang melambat dan penurunan harga.

Pemain China terus meningkat ke Eropa selama beberapa tahun terakhir. Dari 1% pada tahun 2019 telah meningkat menjadi 8% dan diperkirakan akan mencapai 15% tahun depan.

Produsen mobil Eropa menghadapi persaingan sengit dari pemain China. Terlebih lagi, harga jual mobil China rata-rata 20% lebih murah, seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (13/6/2024).

Kepala ekonom Eropa di Capital Economics, Andrew Kenningham, menganggap kebijakan baru ini sebagai perubahan besar dalam kebijakan perdagangan Uni Eropa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bahwa tarif baru akan merugikan kerja sama ekonomi antara kedua wilayah. Selain itu, aturan ‘penjegalan’ tersebut diklaim akan merusak stabilitas produksi dan rantai pasok industri mobil global.

“Beijing akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak kami,” katanya.

Sementara itu, asosiasi mobil China (CPCA) tidak terlalu peduli dengan kebijakan baru Uni Eropa. Menurut Sekretaris Jenderal CPCA, Cui Dongshu, tarif baru tidak akan berdampak besar pada banyak perusahaan China.

“Dasar tarif sementara UE sesuai dengan harapan kami, rata-rata sekitar 20% yang tidak akan berdampak besar pada sebagian besar perusahaan China,” jelasnya.

Dia juga menyinggung tentang produk mobil listrik yang diproduksi di China. Menurutnya, merek-merek tersebut masih bisa dikembangkan di Eropa.

“Produsen mobil listrik China, termasuk Tesla, Geely, dan BYD, berpotensi dikembangkan di Eropa untuk masa depan,” ungkap Dongshu.

Keputusan Uni Eropa ini mengikuti rencana serupa yang disusun oleh Amerika Serikat (AS). Washington berencana menjatuhkan tarif impor hingga 100% untuk kendaraan listrik China.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Xi Jinping Balas Joe Biden, Haramkan Produk AS di Komputer PNS

(fab/fab)

Exit mobile version