Pinjaman online semakin marak di era digital saat ini. Meskipun memberikan kemudahan dalam pengajuan, pinjol juga membawa risiko penyalahgunaan data pribadi, terutama KTP.
Warga Indonesia baru-baru ini dikejutkan dengan kasus 27 pelamar kerja di Pusat Grosir Cililitan yang diburu oleh penagih utang. Polisi mengungkap modus yang dilakukan oleh seorang karyawan toko ponsel berinisial R di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, dalam kasus penipuan dan penggelapan dengan mencuri data pelamar kerja untuk didaftarkan di aplikasi fintech P2P lending dan pay later.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa R menawarkan pekerjaan sebagai admin counter HP kepada korban dan juga menawarkan undian berhadiah. Korban diminta untuk menyerahkan identitas diri, data diri, KTP, dan foto selfie dengan KTP. Setelah menerima data para korban, terlapor menggunakan data tersebut untuk berutang di aplikasi fintech tanpa sepengetahuan korban.
Banyak peminjam melaporkan bahwa data KTP mereka disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, ada juga orang yang meminjamkan KTP orang lain tanpa izin.
Untuk mengetahui apakah KTP Anda sudah disalahgunakan untuk pinjol, Anda dapat melakukan pengecekan melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, ada cara untuk memastikan KTP tidak disalahgunakan untuk utang secara online maupun offline. Anda dapat mengunjungi kantor OJK untuk melakukan pengecekan secara langsung. Jika terdapat pinjaman yang tidak diketahui atau tidak pernah diajukan, segera laporkan ke OJK.
Untuk mengamankan KTP agar tidak dipakai orang lain untuk utang, Anda dapat rutin memeriksa informasi debitur di SLIK, hindari mengklik tautan mencurigakan, lindungi data pribadi, jangan berikan kode OTP kepada siapapun, aktifkan pemberitahuan transaksi, hancurkan fotokopi KTP yang tidak digunakan, dan jaga kerahasiaan data pribadi Anda.
Sumber: https://cnbcindonesia.com/tech/20240711151035-39-553775/bisnis-startup-gaji-instan-mulai-berkembang-seberapa-menjanjikan
(dem/dem)
