Bulan Stroberi Muncul di Balik Cakrawala San Francisco pada Sabtu, 3 Juni 2023
Jakarta, CNBC Indonesia – Sampai sekarang, belum ada standar waktu di Bulan. Bahkan misi perjalanan pertama ke sana masih menggunakan waktu dari tempat kendali misi tersebut.
Hal ini terjadi pada tahun 1960-1970-an, dimana misi manusia pertama ke Bulan menggunakan waktu kota Houston, tempat lokasi kendali misi berada.
Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan misi perjalanan ke Bulan, standar waktu tersebut perlu dibuat. “Kita perlu menentukan waktu di Bulan,” kata Javier Ventura-Traveset dari Badan Antariksa Eropa (ESA), dikutip dari NPR, Jumat (12/7/2024).
Ada banyak kekhawatiran tanpa adanya standar waktu di Bulan. Misalnya, tabrakan antara pesawat yang tengah berlabuh, kemungkinan astronot tersesat, dan tidak diketahui waktu istirahat para astronot saat bekerja di sana.
Di Bumi sendiri, perbedaan waktu ditentukan berdasarkan posisi mereka. Semua zona waktu tersebut ditetapkan berdasarkan Waktu Universal Terkoordinasi atau UTC.
UTC ditetapkan oleh Biro Internasional Standar dan Ukuran di Paris, Perancis. Caranya adalah dengan menggunakan rangkaian jam atom, memasukkan waktunya ke laboratorium di Paris, dan memastikan bahwa setiap negara berdetak secara sinkron sepersekian detik.
Posisi seseorang juga dapat ditentukan melalui satelit, salah satunya adalah GPS. Sinyal yang dikirimkan tiba sepersekian detik lebih lambat dari waktu Bumi, perbedaan waktu ini dapat digunakan untuk menentukan posisi seseorang.
Hal serupa tampaknya ingin diterapkan di Bulan. Ventura-Traveset dari Eropa berupaya menciptakan sistem mirip GPS di Bulan.
Sistem ini disebut Moonlight, nantinya akan menggunakan beberapa satelit agar dapat membuat jaringan komunikasi dan navigasi di lokasi pendaratan di permukaan Bulan.
Artikel ini Tersedia di: https://cnbcindonesia.com/tech/20240628160616-39-550301/video-astronaut-tak-bisa-pulang-karena-roket-boeing-banyak-masalah
(dem/dem)