Pada akhir pekan lalu, tepatnya Jumat (19/7), terjadi pemadaman massal yang menyebabkan pengguna PC berbasis Windows di seluruh dunia mengalami blue screen of death (BSOD) mendadak. Kejadian ini dialami pengguna secara global, dari India, Amerika Serikat, Eropa, hingga Australia. Dan dampaknya terjadi pada berbagai sektor penting seperti bandara, rumah sakit, bank, dan bisnis lainnya. Penyebab dari crash massal ini berasal dari CrowdStrike, perusahaan penyedia solusi keamanan cyber. Gangguan yang disebabkan oleh pembaruan software dari CrowdStrike itu melibatkan hampir 8,5 juta perangkat Microsoft di seluruh dunia.
Microsoft menyatakan bahwa pembaruan CrowdStrike memengaruhi 8,5 juta perangkat Windows, namun kurang dari satu persen dari semua mesin Windows. CEO CrowdStrike, George Kurtz, menjelaskan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh bug atau pembaruan konten yang telah dibatalkan. Kurtz juga meminta maaf atas pemadaman yang terjadi dan menyatakan bahwa masalah tersebut telah diidentifikasi dan diperbaiki. CrowdStrike mengumumkan bahwa semua komputer Windows yang terkena dampak ‘bencana’ global ini memerlukan reboot manual. Tim dukungan teknis CrowdStrike juga menyatakan bahwa sistem yang terkena dampak mungkin memerlukan hingga 15 kali reboot.
CEO Microsoft, Satya Nadella, juga memberikan tanggapannya terkait kejadian ini. Dia menyatakan bahwa Microsoft sedang bekerja sama dengan perusahaan dan layanan yang terdampak untuk memperbaikinya. Pada Kamis (18/7) malam, beberapa pengguna di Amerika Tengah mengalami masalah dengan layanan Azure dan aplikasi Microsoft 365 mereka. Masalah tersebut terkait dengan kegagalan operasi manajemen layanan dan konektivitas. Kabarnya, perusahaan di Australia pertama kali melaporkan kesalahan tersebut setelah beberapa media dan bank tidak dapat mengakses Windows mereka.
CrowdStrike merilis perincian teknis yang menjelaskan lebih lanjut tentang penyebab crash. Mereka menjelaskan bahwa berkas konfigurasi yang menjadi inti permasalahan disebut “File Saluran”, bagian dari mekanisme perlindungan perilaku yang digunakan oleh sensor Falcon. Peneliti keamanan juga menyatakan bahwa penjelasan tersebut sejalan dengan analisis sebelumnya tentang penyebab crash. Kesalahan logika yang dipicu oleh berkas masalah mengakibatkan crash OS melalui CSAgent.sys.
Sebagai informasi tambahan, video terkait dapat dilihat [di sini](https://cnbcindonesia.com/tech/20240720100918-39-556248/gangguan-it-global-kacaukan-layanan-penerbangan-tv-perbankan-dunia).