Jakarta, CNBC Indonesia – China semakin gencar dalam melebarkan sayap bisnisnya di pasar global melalui berbagai sektor. Mulai dari mobil listrik, smartphone, hingga e-commerce.
Yang terbaru, aplikasi belanja online Taobao yang merupakan anak perusahaan dari raksasa e-commerce Alibaba berhasil mendominasi di chart toko aplikasi Apple App Store di Singapura.
Pencapaian ini terjadi setelah Taobao merilis versi Bahasa Inggris di negara tetangga dengan terjemahan yang dilakukan oleh sistem kecerdasan buatan (AI).
Menurut firma market intelligence Sensor Tower, Taobao meraih posisi pertama di Apple App Store Singapura untuk semua kategori pada awal pekan ini.
Sebelum merilis versi Bahasa Inggris, aplikasi Taobao sudah cukup populer dan berada di peringkat ‘Top 10’ aplikasi belanja untuk pengguna iPhone di Singapura sejak pertengahan Agustus.
“Update baru tersebut menunjukkan komitmen Taobao untuk melayani pengguna Singapura,” kata Alibaba dalam keterangannya, seperti dilansir dari CNBC International, Jumat (13/9/2024).
Taobao menyatakan bahwa mereka meningkatkan aksesibilitas aplikasi untuk pengguna non-China, sehingga masyarakat Singapura tidak perlu lagi menggunakan terjemahan manual saat menggunakan aplikasi.
Taobao dan Tmall merupakan sumber pendapatan terbesar Alibaba. Kedua aplikasi ini sebelumnya hanya melayani pengguna di China dengan antarmuka yang sepenuhnya dalam bahasa China.
Grup Taobao dan Tmall berhasil meraih pendapatan sebesar 26,55 miliar yuan pada kuartal yang berakhir Juni 2024, dengan peningkatan 6% secara tahun ke tahun.
Alibaba telah melakukan ekspansi bisnisnya ke pasar internasional selama beberapa tahun terakhir melalui platform seperti Alibaba.com dan AliExpress.
Singapura dan Malaysia menjadi pasar pertama yang mengenalkan versi Bahasa Inggris dari aplikasi Taobao.
Sebelumnya, pengguna Taobao di Singapura banyak berbagi tutorial untuk membeli pakaian, furnitur, dan produk gaya hidup lainnya di Taobao, karena aplikasinya masih sepenuhnya dalam Bahasa China.
Video tutorial ini banyak dibagikan di TikTok dan beberapa video berhasil mendapatkan jumlah viewers yang besar, lebih dari 10.000 dan ada yang mencapai 105.000 views.
Ada banyak perusahaan China yang memiliki ambisi global dan mampu memberikan inovasi cepat, serta membangun bisnis domestik yang mendukung posisi mereka di pasar internasional, kata senior partner di firma Bain, David Zehner.
Singapura dan Malaysia merupakan dua negara di Asia Tenggara yang cukup mudah ‘dijajah’ oleh China karena memiliki banyak populasi keturunan China.
Laporan pemerintah pada akhir Juni 2023 menunjukkan hampir 3/4 dari populasi Singapura yang mencapai 5,92 juta orang merupakan keturunan China, sementara 20% populasi Singapura adalah etnis China.
Sebelumnya, laporan dari KPMG juga menunjukkan tren penggunaan produk China untuk inspirasi sehari-hari di kalangan Gen Z. Mereka menggunakan produk China untuk gaya fesyen melalui konten TikTok.
KPMG melakukan survei pada 7.000 konsumen Gen Z yang tersebar di 14 negara termasuk Indonesia, Singapura, dan China. Mayoritas Gen Z (63%) berbelanja melalui social commerce dan menggunakan livestreaming di e-commerce.
China semakin menjajah Indonesia melalui industri social commerce dari TikTok yang berasal dari negara itu. TikTok Shop menjadi tempat berbelanja favorit para Gen Z dari Indonesia, China, Vietnam, dan Filipina.
Para brand juga berusaha menarik perhatian konsumen Gen Z dengan mengatur strategi rantai pasokan melalui platform social commerce, terutama TikTok dan Instagram yang dikenal sebagai tempat influencer merekomendasikan produk.
TikTok diklaim masih berkembang dengan basis penonton dan pengaruh yang besar, dan China berusaha untuk menjangkau lebih banyak orang dari luar negeri melalui aturan pembangunan gudang luar negeri dan ekspansi bisnis e-commerce lintas batas.
Fab/Fab
Artikel Asli: https://cnbcindonesia.com/tech/20240913100821-39-571583/video-jurus-investasi-modal-ventura-majukan-startup-era-tech-winter