Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Apakah Hizbullah Pager Membunuh Belasan Orang, Apakah HP Juga Bisa Meledak?

Apakah Hizbullah Pager Membunuh Belasan Orang, Apakah HP Juga Bisa Meledak?

Ratusan pager meledak dan menimbulkan korban jiwa di Lebanon. Meledaknya pager disinyalir dilakukan oleh Israel. Lalu pertanyaan lain muncul, apakah smartphone akan menjadi sasaran selanjutnya? Apakah hacker bisa mengakses smartphone seseorang dan dibuat meledak? Netizen membanjiri media sosial dan khawatir bahwa smartphone adalah “korban” berikutnya. Lalu, juga muncul teori bahwa perangkat elektronik apa pun dapat digunakan seperti bom.

“Setelah kejadian bom pager kemarin, tidak ada perangkat elektronik yang aman. Semuanya takut ponselnya dihack. Sekarang perangkat elektronik seperti ponsel dapat digunakan sebagai bom. Ini serius,” kata netizen di X. “Kalau pager bisa diretas, berarti ponsel akan jadi yang berikutnya,” ujar yang lain.

Menanggapi komentar tersebut, peneliti senior di Departemen Studi Perang, King’s College London, Lukasz Olejnik mengatakan, tidak ada kemungkinan seseorang bisa meledakkan smartphone orang lain. “Sebagian besar smartphone masa kini dibuat sedemikian rupa sehingga pemalsuan seperti itu bisa jadi sangat sulit hingga hampir mustahil,” katanya, dikutip dari DailyMail, Jumat (20/9/2024). Jika Anda ‘paranoid’, ia menyarankan untuk menggunakan detektor bahan peledak di handphone (HP) dan membeli langsung dari vendor, seperti Apple, daripada barang bekas.

Olejnik menambahkan bahwa skenario ini sangat langka dan kita tidak akan melihat perangkat elektronik meledak secara bersamaan. “Itu sangat tidak mungkin, hal di Lebanon ini adalah sebuah operasi dan memerlukan sumber daya seperti uang, orang, dan sebagainya,” tegasnya. Teori bahwa hacker bisa memicu baterai terlalu panas dan terbakar adalah tidak mungkin. Pasalnya, perangkat di Lebanon hampir dapat dipastikan meledak bukan karena serangan hacker, melainkan bom yang ditanam terlebih dahulu.

Sementara itu, peneliti komputer di Universitas New York Nicholas Reece mengatakan, sulit membayangkan pabrikan turut terlibat karena potensi dampaknya terhadap bisnis mereka. “Israel jelas memiliki akses fisik ke perangkat (pager) untuk menanamkan teknologi lalu mengemasnya kembali,” kata Reece. Melakukan hal serupa di smartphone akan jauh lebih sulit. Casingnya lebih sulit dibuka dan ditutup dengan cara yang tidak memengaruhi ponsel atau tak dapat dideteksi.

“Khususnya Apple memiliki sistem manajemen rantai pasokan yang sangat kuat,” pungkasnya.