Starlink Merilis Layanan Direct-to-Cell, Namun Indonesia Belum Bisa Menikmatinya
Beberapa waktu lalu, Starlink mengumumkan fitur terbarunya yaitu Direct-to-Cell yang memungkinkan internet satelitnya terhubung langsung ke ponsel pengguna di seluruh dunia. Namun, sayangnya layanan ini belum tersedia di Indonesia. Direktur Telekomunikunikasi Ditjen PPI Kementerian Komdigi, Aju Widya Sari, menjelaskan bahwa Starlink tidak dapat menyediakan layanan ini di Indonesia karena keterbatasan izin operasional yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Menurut Aju, saat ini Starlink masih fokus pada layanan ISP dan Jartup Vsat di Indonesia dan belum ada rencana untuk menghadirkan layanan Direct-to-Cell di tanah air. Meskipun Starlink telah mengumumkan peluncuran layanan ini pada laman resminya, implementasinya masih bertahap dan baru akan dimulai pada tahun 2024.
Fitur Direct-to-Cell ini menawarkan kemampuan untuk terhubung dengan perangkat IoT melalui standar LTE umum. Namun, untuk dapat berjalan dengan baik, Starlink perlu berkolaborasi dengan penyedia jaringan seluler di setiap negara. Di beberapa negara lain, Starlink telah bermitra dengan operator seluler untuk menyediakan fitur ini, namun belum ada operator asal Indonesia yang terdaftar sebagai mitra Starlink.
Meski begitu, kemampuan Direct-to-Cell Starlink menjadi inovasi yang menarik untuk diikuti. Dengan konsep onboard modem eNodeB yang berfungsi seperti menara ponsel di luar angkasa, layanan ini memiliki potensi besar untuk memperluas jangkauan internet satelit ke wilayah-wilayah yang sulit terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.