Nigeria baru saja mengungkap kasus penipuan yang melibatkan hampir 800 orang dengan modus kripto palsu. Para pelaku yang ditangkap oleh badan antikorupsi setempat diketahui berasal dari berbagai negara, termasuk 148 orang dari China dan 40 warga negara Filipina. Gedung mewah yang digunakan sebagai pusat penipuan telah diselidiki oleh Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan. Barang-barang seperti komputer, telepon, dan kendaraan juga telah disita selama operasi penggerebekan. Mayoritas korban dari penipuan ini berasal dari Amerika Serikat dan wilayah Eropa.
Modus operandi penipuan ini melibatkan perekrutan kaki tangan Nigeria oleh gembong asing untuk mencari korban secara online melalui teknik phishing. Korban sering kali dirayu menggunakan aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram untuk berinvestasi dalam kripto palsu dan proyek fiktif yang menjanjikan keuntungan besar. Setelah korban tertarik dan terjebak, mereka diminta mentransfer sejumlah uang kepada para pelaku. Para penipu Nigeria bertanggung jawab untuk menghubungi korban dengan warga asing kemudian mengambil alih untuk mengeksekusi penipuan tersebut.
Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan Nigeria akan bekerja sama dengan mitra internasional untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatan para penipu dengan jaringan kejahatan yang terorganisir. Kasus penipuan dengan modus kripto palsu ini menjadi perhatian serius bagi penegak hukum dan instansi terkait untuk memberantas kejahatan di dunia maya.
