Berita  

Mengungkap Tantangan Adopsi Internet 6G di Indonesia 2030

Adopsi Teknologi 5G dan Integrasi dengan AI Mendukung Pertumbuhan Industri

Manajer Direktur Rohde & Schwarz untuk Indonesia, Muhammad Arif, menegaskan bahwa adopsi teknologi jaringan 5G menjadi kunci penting dalam mendukung pertumbuhan industri dengan menawarkan kecepatan yang lebih baik dan mengurangi latensi jaringan. Pemanfaatan teknologi 5G juga menjadi semakin penting seiring dengan pesatnya adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di berbagai sektor industri.

Integrasi antara teknologi sensor/deteksi dan telekomunikasi, dikenal sebagai integrated sensing and communication (ISAC), akan semakin mendorong pemanfaatan teknologi 5G. Pengalaman yang diperoleh melalui AI, ketika diintegrasikan dengan koneksi cepat dari teknologi 5G, akan menghasilkan layanan yang lebih baik, cepat, dan berkelanjutan.

Meskipun infrastruktur jaringan untuk teknologi 5G saat ini masih dalam tahap 5G Non-Standalone (NSA), dimana masih didukung oleh infrastruktur 4G, implementasi teknologi 5G tetap memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Untuk itu, diperlukan penguatan sistem infrastruktur yang lebih canggih melalui penggunaan fiber optik dan Base Transceiver Station (BTS).

Tidak hanya itu, pengembangan teknologi 5G hingga 6G juga membutuhkan investasi besar. Diperkirakan bahwa adopsi teknologi 6G di Indonesia baru dapat dilaksanakan secara komersial pada tahun 2030, mengingat keterbatasan investasi dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi di Tanah Air.

Bagaimana upaya pengembangan adopsi teknologi 5G hingga 6G di tengah meningkatnya adopsi AI? Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menyimak dialog antara Safrina Nasution dan Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia, Lie Heng, dalam acara Profit di CNBC Indonesia.

Exit mobile version