DeepSeek, startup AI asal China, telah mengalami serangan siber massal yang menyebabkan mereka untuk sementara waktu menutup pendaftaran bagi pengguna baru guna menjaga kelangsungan layanan. Para pengguna yang mencoba mendaftar akan melihat pesan yang menyatakan bahwa pendaftaran mungkin sedang sibuk dan mereka diminta untuk mencoba lagi nanti. Hal ini terjadi setelah DeepSeek, yang disebut sebagai asisten AI yang mirip dengan ChatGPT milik OpenAI, membuat gelombang di AS dengan kemampuannya yang menyaingi saingan-saingannya dengan biaya yang lebih terjangkau.
Dampak dari keberhasilan DeepSeek sangat terasa di pasar teknologi, dengan saham perusahaan-perusahaan seperti Nvidia yang mengalami penurunan signifikan pada awal pekan ini. Investor teknologi terkesan dengan kecepatan DeepSeek dalam menciptakan asisten AI dengan anggaran yang jauh lebih rendah daripada perusahaan AI lainnya. Meskipun demikian, keberhasilan ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap keunggulan AS di pasar AI, terutama dengan pembatasan ekspor chip yang dikenakan oleh China yang dapat membatasi akses DeepSeek terhadap sumber daya komputasi.
Para investor dan analis teknologi menilai bahwa keberhasilan DeepSeek dengan anggaran yang efisien mengingatkan pada momen Sputnik dalam industri AI. Dengan tema ‘Sputnik’, investor seperti Marc Andreessen dan Vivek Ramaswamy menyoroti pentingnya bangkit dan tidak panik di tengah perubahan yang dihadapi industri kecerdasan buatan. Saat ini, DeepSeek sedang berusaha untuk mengatasi serangan siber yang mereka alami dan memastikan kelangsungan layanan bagi pengguna yang sudah ada.