Megathrust adalah ancaman serius yang dihadapi Indonesia karena letak geografisnya yang berada di Cincin Api Pasifik. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan bahwa tak kurang dari 13 segmen Megathrust mengelilingi wilayah Indonesia, yang merupakan sumber gempa dahsyat yang dapat memicu tsunami.
Salah satu segmen Megathrust yang menjadi sorotan para peneliti adalah Megathrust Selat Sunda. Potensi ledakannya dapat memicu gempa hingga M8,7 dan tsunami setinggi 8 meter. Tsunami yang terjadi di area Pantai Selatan Jawa dan Selat Sunda dapat mencapai tinggi 1-1,8 meter sampai ke Jakarta.
Para peneliti juga memperkirakan bahwa tsunami yang disebabkan oleh Megathrust Selat Sunda akan tiba di Jakarta dalam waktu 2,5 jam setelah terjadi. Diketahui pula bahwa energi terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu, sehingga mitigasi gempa, termasuk retrofitting bangunan, menjadi sangat penting terutama di perkotaan seperti Jakarta.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam webinar “Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi” mengungkapkan pemodelan guncangan gempa Megathrust Selat Sunda untuk mengantisipasi ancaman ini. Wilayah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatra Selatan diprediksi akan terkena dampak guncangan gempa dengan intensitas V-VII MMI, yang dapat menyebabkan kerusakan sedang-berat. BMKG intensif dalam meningkatkan sistem peringatan dini tsunami jika gempa Megathrust terjadi, termasuk pemasangan sensor dan edukasi masyarakat.