PortalBeritaTribun.net adalah situs berita yang berfokus pada penyajian informasi terkini dan terpercaya
Berita  

Potensi Dampak Negatif Temuan Baterai Baru terhadap China dan RI

Dua startup Eropa, Altilium dari Inggris dan Tozero dari Jerman, telah berhasil mengembangkan baterai listrik daur ulang yang dapat mengurangi ketergantungan global pada China. Baterai daur ulang ini merupakan langkah menuju pemenuhan persyaratan kendaraan listrik di Eropa yang akan berlaku mulai Agustus 2030. Sejumlah material seperti lithium, nikel, dan kobalt yang digunakan dalam baterai mobil listrik di Eropa harus berasal dari proses daur ulang, dengan persentase minimum yang akan terus ditingkatkan setiap 5 tahun.

Terobosan yang dilakukan oleh kedua startup Eropa ini menjadi tantangan bagi China yang saat ini memimpin dalam teknologi daur ulang baterai. Altilium merilis temuan bahwa baterai kecil yang dibuat dari katoda daur ulang memiliki kinerja yang setara dengan baterai yang menggunakan material baru. Hal ini membawa dampak positif dalam hal emisi CO2 yang dapat berkurang hingga 70% dan biaya produksi yang lebih murah hingga 20%.

Altilium tengah bekerja sama dengan Tata Motors dari India untuk membuat sel baterai menggunakan material daur ulang dari Jaguar i-Pace. Sementara Tozero dari Jerman, yang didukung oleh Honda, sedang mengembangkan pabrik grafit daur ulang. Mereka mengklaim bahwa proses hidrometalurgi yang digunakan tidak menghasilkan emisi dan akan mendukung dengan sumber energi terbarukan. Rencananya, pabrik Tozero akan beroperasi pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi mencapai 2.000 ton grafit daur ulang per tahun, yang diproyeksikan cukup untuk memproduksi 50.000 mobil listrik.