Berita  

Taktik PHK Massal Dikritik, Karyawan Dizalimi: Penemuan Baru

Industri teknologi dihantui oleh badai PHK massal, tren ini terjadi sejak pandemi dan terus berlanjut hingga saat ini. Pada tahun 2025, perusahaan teknologi besar menggunakan metode baru dalam melakukan PHK, seperti yang dilakukan Microsoft dan Meta Platforms (yang mengelola Facebook, Instagram, WhatsApp) dengan memangkas karyawan yang dianggap ‘kinerja buruk’. Media melaporkan bahwa beberapa karyawan Microsoft yang terdampak PHK langsung dipecat tanpa pesangon, sementara Meta menyebut 3.600 karyawan yang terkena PHK memiliki kinerja terendah di perusahaan. CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah meningkatkan standar kinerja karyawan dan berencana untuk melakukan pemangkasan lebih lanjut berdasarkan kinerja. Namun, banyak karyawan Meta yang di-PHK merasa bingung dengan penilaian kinerja tersebut dan ada yang membagikan cerita mereka di LinkedIn.

Belum ada klarifikasi dari Meta terkait kategorisasi karyawan yang di-PHK berdasarkan kinerja. Beberapa pakar mengatakan bahwa label ‘kinerja rendah’ yang diberikan kepada karyawan terdampak PHK subjektif dan tidak adil. Profesor kepemimpinan dan perilaku organisasi, Sally Maitlis, menganggap label tersebut tidak membantu karyawan dalam mencari pekerjaan baru. Dan Cable, profesor perilaku organisasi di London Business School, berpendapat bahwa label ‘kinerja buruk’ tidak selalu mencerminkan kualitas karyawan dalam konteks perusahaan lain. Sebagian karyawan yang di-PHK mungkin memiliki performa yang baik di tempat lain. Dengan demikian, praktik PHK massal dengan alasan ‘kinerja buruk’ perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menjamin keadilan dan kejelasan bagi karyawan yang terdampak.