Larangan Serat Karbon di Eropa: Dampak dan Implikasinya

Serat karbon tidak akan dilarang di Eropa, demikian konfirmasi dari Parlemen Eropa. Sebuah amandemen sebelumnya telah menetapkan rencana untuk mencantumkan serat karbon dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa, bersama dengan produk-produk beracun lainnya. Namun, dalam pembaruan terbaru, serat karbon tidak lagi termasuk dalam daftar tersebut.

Serat karbon sebelumnya ditargetkan dalam amandemen yang mengatur siklus akhir masa pakai kendaraan. Aturan tersebut mencakup masalah daur ulang dan pembuangan, serta menetapkan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam konstruksi mobil. Uni Eropa mengkhawatirkan tentang kemungkinan serat karbon melepaskan zat berbahaya selama proses pemecahan dan pembuangan, yang dapat membahayakan lingkungan dan mesin daur ulang.

Meskipun kekhawatiran tersebut wajar, manfaat serat karbon dalam industri otomotif jauh lebih besar. Industri otomotif menyumbang 20% dari produksi serat karbon global. Produsen mobil terkemuka seperti McLaren, Lamborghini, dan Ferrari menggunakan serat karbon dalam pembuatan monokok, sedangkan kendaraan listrik mengandalkan serat karbon untuk mengurangi bobot dan meningkatkan kinerja. Penggunaan serat karbon dalam kendaraan telah dimulai sejak tahun 1981 dan terus berkembang hingga saat ini.

Dengan keputusan baru dari Parlemen Eropa, serat karbon akan tetap menjadi bahan penting dalam industri otomotif, tanpa larangan di masa depan. Hal ini memberikan kepastian bagi produsen dan pengguna mobil yang bergantung pada teknologi serat karbon untuk inovasi dan kinerja kendaraan masa depan.

Source link