Penegak hukum internasional berkolaborasi dalam proyek ‘Operation Secure’ untuk mengungkap sindikat maling rekening kelas kakap. Mereka berhasil menangkap para pelaku pencuri data keuangan lintas negara yang menggunakan malware infostealer. Operasi khusus yang dipimpin oleh Interpol ini melibatkan 26 negara dari Januari hingga April 2025. Hasilnya mengejutkan dengan 32 pelaku ditangkap, 41 server disita, dan lebih dari 20.000 IP atau domain jahat diputus. Sebanyak 100 GB data curian diamankan dan 216.000 korban diberi notifikasi.
Operasi juga mengungkap markas penipu di Hong Kong, dimana 117 server digunakan sebagai pusat komando untuk aktivitas phishing, penipuan online, dan penipuan media sosial. Di Vietnam, polisi setempat menangkap 18 orang, termasuk pemimpin sindikat yang menjual akun korporasi secara ilegal. Kerjasama dengan perusahaan keamanan siber seperti Kaspersky, Group-IB, dan Trend Micro membantu mengidentifikasi pelaku utama dan infrastruktur terkait dengan tiga malware aktif saat ini.
Malware infostealer menjadi ancaman siber terbesar saat ini dan menyebabkan insiden besar dalam pembobolan data perusahaan-perusahaan terkemuka. Operasi ini menandai langkah signifikan dalam memerangi kejahatan cyber internasional dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh sindikat maling rekening. Perlu kehati-hatian ekstra dalam melindungi data sensitif dan keuangan dari serangan malware yang semakin canggih.