Konflik di Timur Tengah semakin menjadi sorotan setelah Amerika Serikat (AS) bersama dengan Israel melancarkan serangan terhadap Iran. Militer AS mengklaim berhasil menghancurkan 3 pusat nuklir di Iran pada pekan lalu, yang kemudian diikuti dengan serangan balasan Iran ke 10 titik di Israel dan pangkalan militer AS di Qatar. Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan Iran. Meskipun demikian, Iran dilaporkan mengalami ledakan baru pada Selasa pagi, menyebabkan ketegangan terus berlanjut di kawasan tersebut.
Dampak dari perang yang intens terasa dalam penerbangan di Timur Tengah, dengan banyak rute penerbangan ke kawasan tersebut dibatalkan, dialihkan, atau ditangguhkan. Air India misalnya, telah menghentikan seluruh penerbangan ke Timur Tengah, sedangkan bandara Dubai dan Qatar juga mengalami penangguhan operasi penerbangan. Para penumpang terdampar, seperti Miret Padovani, yang kecewa dengan pembatalan penerbangan Qatar Airways ke Thailand.
Maskapai penerbangan dari berbagai negara juga merasakan dampak dari ketegangan ini dengan mengalihkan rute penerbangan mereka. Beberapa maskapai seperti Kuwait Airways dan Etihad Airways telah menangguhkan keberangkatan penerbangan dari negara mereka, sementara Iberia dari Spanyol membatalkan rencana penerbangan ke Doha. Penutupan wilayah udara menjadi langkah yang diperlukan untuk menjaga keselamatan penerbangan di tengah konflik ini.
Perang di Timur Tengah juga menciptakan tantangan baru dalam navigasi udara bagi maskapai penerbangan. Kekhawatiran akan serangan drone atau rudal membuat sejumlah maskapai menghindari wilayah udara yang rawan konflik, seperti Doha dan Dubai. Selain itu, gangguan GPS dan potensi penembakan yang tidak disengaja juga menambah risiko operasional bagi penerbangan komersial.
Ketegangan ini telah membuat beberapa maskapai memutuskan untuk menangguhkan penerbangan mereka di kawasan Timur Tengah. Beberapa maskapai internasional seperti Finnair, Singapore Airlines, dan Air France telah membatalkan atau menangguhkan penerbangan ke kawasan tersebut hingga situasi konflik mereda. Keselamatan dan keamanan penumpang menjadi prioritas utama bagi maskapai penerbangan dalam menghadapi ketegangan di Timur Tengah. Semua pihak berharap situasi ini segera dapat diselesaikan agar lalu lintas udara kembali normal dan stabilitas di kawasan dapat dipulihkan.