Berita  

Elon Musk Tinggalkan Tesla, Perusahaan Semakin Terpuruk

Tesla mengalami penurunan dalam penjualan mobilnya selama kuartal-II (Q2) 2025. Raksasa otomotif ini melaporkan pengiriman mobil listrik sebanyak 384.122 unit, menurun 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan prediksi analis Wall Street yang memberikan sinyal bahwa penjualan Tesla sedang lesu, terutama di pasar Eropa. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini antara lain adanya tekanan persaingan dari merek mobil listrik China serta reputasi politik CEO Elon Musk yang membuat konsumen ragu untuk membeli produk Tesla.

Selain itu, Tesla juga masih menjual produk lama dan rencana untuk merilis mobil listrik murah belum terwujud. Produk Cybertruck yang diluncurkan dengan harga mulai dari US$60.000 (Rp970 jutaan) juga kurang diminati. Perusahaan juga fokus pada pengembangan teknologi otonomi dengan memperkenalkan 10 robotaxi Model Y yang dapat mengemudi sendiri di Austin. Meskipun inisiatif ini menjanjikan, tetapi kemungkinan untuk menghasilkan pendapatan dalam waktu dekat masih tertutup.

Berdasarkan laporan kinerja, performa Tesla selalu menunjukkan penurunan dalam beberapa periode terakhir. Penjualan pada Q1 2025 turun 13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Elon Musk harus memberikan penjelasan yang masuk akal pada 23 Juli 2025 saat perusahaan mengumumkan hasil kinerja keuangan dan berhadapan dengan pertanyaan dari analis.

Meskipun minat konsumen terhadap mobil listrik turun, ada peluang kesuksesan di pasar AS. Penjualan mobil listrik General Motors mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 111%. Namun, produsen mobil lain seperti Ford, Kia, dan Hyundai melaporkan penurunan penjualan. Di sisi lain, minat terhadap mobil hibrida (bukan mobil listrik penuh) mulai meningkat. Toyota, pembuat Prius, berencana untuk merilis lebih banyak mobil hibrida plug-in (PHEV) yang menawarkan jarak tempuh lebih jauh dengan kombinasi tenaga listrik penuh dan bensin. Plan ini diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar mobil hibrida hingga 20% pada tahun 2030.

Source link