Sebuah penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health mengungkap faktor-faktor yang memengaruhi jenis kelamin anak, termasuk mengapa beberapa pasangan hanya memiliki anak perempuan atau hanya anak laki-laki. Menurut peneliti, ada “bias biologi” yang dapat memengaruhi penentuan jenis kelamin anak meskipun teori mengatakan bahwa peluang memiliki anak laki-laki atau perempuan seharusnya sama. Data menunjukkan bahwa jumlah keluarga dengan semua anak laki-laki atau semua anak perempuan lebih tinggi dari 50:50, menandakan adanya faktor-faktor lain yang memengaruhi hal ini.
Beberapa faktor yang disebutkan peneliti sebagai penentu peluang memiliki anak laki-laki atau perempuan adalah usia ibu saat hamil pertama. Penelitian menunjukkan bahwa peluang hanya memiliki anak laki-laki atau hanya anak perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia ibu saat hamil pertama. Selain itu, ibu dengan tiga anak atau lebih memiliki peluang lebih besar untuk memiliki semua anak laki-laki atau semua anak perempuan. Selain faktor usia, peneliti juga menemukan varian gen tertentu yang terkait dengan memiliki hanya anak laki-laki atau hanya anak perempuan.
Meskipun demikian, peneliti mengakui beberapa keterbatasan dalam riset mereka dan membutuhkan penelitian lebih lanjut terutama dalam pengumpulan sampel yang lebih beragam. Kajian ini juga mencatat bahwa preferensi hubungan seks dan perilaku reproduksi berbeda di berbagai budaya, agama, dan negara, sehingga hasil penelitian mungkin tidak mewakili masyarakat secara luas. Penelitian ini memberikan wawasan yang menarik tentang faktor-faktor yang memengaruhi penentuan jenis kelamin anak, namun membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperdalam pemahaman.