Berita  

Peringatan PBB: Konflik AS-China dan Ancaman Malapetaka

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius kepada dua kekuatan global, Amerika Serikat (AS) dan China, mengenai dampak persaingan teknologi terhadap masa depan bumi. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menekankan pentingnya beralih ke energi bersih untuk mendorong kemajuan teknologi tanpa mengorbankan lingkungan. Di tengah maraknya pembangunan pusat data berbasis gas dan batu bara, terutama karena meningkatnya penggunaan listrik untuk AI, Guterres menyerukan peningkatan investasi pada energi terbarukan dan penggunaan air yang berkelanjutan dalam sistem pendingin.

Guterres juga mengajak pemerintah di seluruh dunia untuk menyusun rencana iklim nasional yang ambisius guna mencapai target Perjanjian Paris. AS dan China, yang keduanya menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi AI, ditegur atas dampak lingkungan dari investasi mereka. Sebelum Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan Rencana Aksi AI, Guterres telah menyoroti pentingnya langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak negatif dari pengembangan teknologi AI. Persaingan antara AS dan China dalam teknologi AI telah menciptakan tekanan untuk mencapai dominasi di bidang ini.

Meskipun AS telah mengeluarkan langkah-langkah untuk mengatasi kebutuhan listrik tinggi dari pusat data AI, seperti memperlonggar pembatasan penggunaan lahan dan produksi energi, keputusan Trump untuk membatasi insentif energi angin dan surya telah menciptakan polemik. Ini membuatnya berada di tengah persaingan global sambil berusaha menjaga kestabilan dalam produksi energi terbarukan. Sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, AS dan China harus mempertimbangkan dampak lingkungan dalam upaya memenangkan pertarungan dalam teknologi AI.

Source link

Exit mobile version