Apple saat ini menghadapi tantangan besar yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Meskipun memiliki posisi yang dominan di pasar global, pendapatan produsen iPhone menunjukkan penurunan yang signifikan. Apple dijadwalkan akan melaporkan pendapatannya dalam waktu dekat, dengan perkiraan kenaikan pendapatan sebesar 4,2% selama periode April hingga Juni. Walau demikian, perusahaan menghadapi sejumlah masalah, termasuk tekanan tarif dari Amerika Serikat, persaingan ketat di pasar China, dan berkembangnya teknologi AI. Beberapa waktu lalu, Apple dikritik Presiden Donald Trump karena ketergantungannya pada manufaktur di luar AS, yang berpotensi terkena tarif tambahan.
Pabrikan Apple di China telah dipindahkan ke India sebagai upaya untuk menghindari dampak dari perang dagang antara AS dan China. Tetapi, langkah tersebut tidak meredakan ketegangan antara perusahaan dan pemerintah AS, yang akhirnya memberlakukan tarif sebesar 25% untuk produk Apple yang diimpor dari India. Analis DA Davidson, Gil Luria, menyatakan bahwa Apple berisiko terkena dampak dari perseteruan perdagangan antara kedua negara.
Meskipun penjualan iPhone diperkirakan akan naik dalam periode tertentu, penjualan perangkat Apple lainnya mengalami perlambatan. Sementara itu, pemasukan dari layanan diprediksi akan mengalami kenaikan meskipun turun dari periode sebelumnya. Apple juga dihadapkan pada tantangan yang signifikan di pasar China, di mana perusahaan domestik seperti Honor semakin agresif dalam menghadirkan produk smartphone berbasis teknologi AI. Apple sendiri perlu memperhatikan perkembangan teknologi AI agar tidak tertinggal dari persaingan industri yang semakin ketat.