Pada tanggal 30 September 1999, Hisashi Ouchi, seorang teknisi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tokaimura, Jepang, mengalami nasib tragis setelah terpapar radiasi yang mematikan. Kejadian tersebut dipicu oleh kesalahan prosedural fatal ketika Ouchi dan rekannya sedang memurnikan uranium oksida, yang menyebabkan reaksi berantai nuklir tak terkendali. Meskipun 119 staf lain ikut terkena radiasi berbahaya, Ouchi menyerap dosis radiasi hingga 17 Sievert, jauh melampaui batas toleransi tubuh manusia.
Setelah insiden tersebut, Ouchi dilarikan ke rumah sakit dan mulai mengalami penderitaan yang tak terduga. Meskipun tubuhnya terus terpapar radiasi dan sel-sel tubuhnya mati, para dokter tetap berupaya mempertahankan hidupnya. Ouchi, meskipun memohon untuk dilepaskan dari rasa sakit yang tak tertahankan, tetap dirawat selama 83 hari sebagai subjek penelitian.
Meskipun upaya medis maksimal dilakukan untuk menjaga organ-organ Ouchi tetap berfungsi, tubuhnya terus menunjukkan kegagalan fungsi. Setelah 83 hari menderita, Hisashi Ouchi akhirnya meninggal dunia akibat kegagalan multi-organ. Kisah tragisnya menjadi pengingat tentang pentingnya keselamatan dalam penanganan material berbahaya serta aspek etis dalam dunia medis dan ilmu pengetahuan.