Berita  

Prediksi Turbulensi Pesawat: Meningkatnya Risiko dan Ketakutan

Turbulensi pada pesawat telah menjadi perhatian utama, terutama setelah beberapa kecelakaan yang disebabkan oleh gangguan cuaca ini. Salah satunya adalah kecelakaan pesawat Delta Air Lines Inc pada penerbangan 56 dari Salt Lake City menuju Amsterdam, yang mengakibatkan 25 orang terluka. Meskipun kecelakaan akibat turbulensi relatif jarang terjadi, meningkatnya insiden ini menjadi perhatian, terutama karena ahli memperkirakan bahwa dengan perubahan iklim, kondisi udara di atmosfer akan semakin tidak stabil.

Profesor Paul Williams dari Universitas Reading menyatakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, jumlah turbulensi parah di seluruh dunia bisa meningkat dua atau tiga kali lipat. Hal ini disebabkan oleh perubahan suhu dan pola angin di atmosfer atas. Terkait dengan risiko turbulensi, penyebab utama adalah konvektif, orografis, dan udara jernih. Masing-masing dapat membuat pesawat mengalami turbulensi yang signifikan, dengan dampak serius terhadap penumpang.

Perubahan iklim merupakan faktor penting dalam meningkatnya risiko turbulensi. Terutama dalam pembentukan badai petir, kondisi cuaca yang lebih ekstrim akan terjadi lebih sering. Inovasi terkait dengan pencegahan turbulensi juga semakin berkembang, seperti desain sayap pesawat yang terinspirasi dari burung hantu dan penggunaan teknologi AI. Meskipun demikian, para penumpang dan maskapai penerbangan harus tetap waspada terhadap fenomena turbulensi yang semakin sering dan parah ini. Selain itu, biaya ekonomi dan lingkungan juga menjadi pertimbangan serius akibat perkembangan turbulensi yang tidak terkendali.

Source link