Berita  

Bahaya Terlalu Bergantung pada Teknologi Asing

Banyak studi telah menyoroti kebutuhan akan talenta digital di Indonesia yang cukup signifikan. Menurut laporan McKinsey, diperkirakan Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Namun, pasokan talenta di dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut sepenuhnya. Hal ini mengarah pada potensi peningkatan permintaan terhadap talenta digital dari luar Indonesia.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Bonifasius Wahyu Pudjianto, kebutuhan akan talenta digital di Indonesia tidak dapat sepenuhnya terpenuhi oleh sumber daya lokal seperti kampus, pusat pelatihan, dan sektor swasta. Hal ini mendorong perlunya talenta dari luar negeri, yang menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Untuk mengatasi hal ini, Komdigi telah menyiapkan program-program terkait talenta digital dengan fokus pada kampus-kampus dan penelitian terkait. Tujuannya bukan hanya menciptakan pasar untuk solusi teknologi asing, tetapi juga menjadikan Indonesia memiliki kedaulatan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Lintasarta juga melakukan inisiatif pengembangan talenta digital melalui program Laskar AI yang memfokuskan pada pengembangan keahlian di bidang AI. Program ini telah berhasil meluluskan 412 peserta yang menghasilkan 110 proyek berbagai pada use case di kehidupan sehari-hari. Presiden Direktur & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, menyatakan bahwa program ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari kemungkinan para peserta untuk menciptakan solusi yang bermanfaat. Ilmu, keterampilan, dan jaringan yang diperoleh selama program ini diharapkan menjadi modal berharga untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi yang memberikan manfaat.

Source link

Exit mobile version