Sebuah kelompok propaganda pro-Rusia dikabarkan telah menyebarkan konten palsu dengan menyamar sebagai organisasi berita dan lembaga resmi di Amerika Serikat (AS). Menurut pemantau misinformasi NewsGuard, kelompok yang dikenal dengan nama Storm-1679 telah memanfaatkan peristiwa besar untuk memproduksi konten disinformasi dengan meniru media ternama seperti ABC News, BBC, Politico, hingga E! News. Editor AI dan pengaruh asing di NewsGuard, McKenzie Sadeghi, menjelaskan bahwa sejak awal tahun 2024, kelompok tersebut telah menerbitkan banyak konten pro-Kremlin dalam bentuk video yang meniru berbagai organisasi terkemuka.
Para pakar keamanan menyatakan bahwa keberadaan kecerdasan buatan (AI) semakin mempersulit masyarakat dalam membedakan konten asli dan palsu dari operasi pengaruh Rusia secara daring. Storm-1679 diketahui menggunakan teknologi AI untuk memalsukan suara selebritas dan pakar, seperti membuat video dokumenter palsu dengan suara deepfake aktor Tom Cruise sebagai narator menjelang Olimpiade Paris 2024. Meskipun sebagian besar video palsu mereka terungkap sebagai hoaks, beberapa di antaranya berhasil menjadi viral.
Pada Februari lalu, Storm-1679 merilis video palsu bergaya E! News yang menyebut Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) membayar selebritas untuk berkunjung ke Ukraina. Video ini bahkan sempat dibagikan oleh Donald Trump Jr. dan Elon Musk sebelum terbukti palsu. Juru bicara BBC juga telah mengonfirmasi bahwa Storm-1679 sering meniru BBC News dan jurnalisnya, sementara ABC News, E! News, dan Netflix belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.
Di tengah meningkatnya operasi disinformasi dan perkembangan teknologi AI, langkah pemerintahan Trump dalam memangkas anggaran lembaga federal yang bertugas menangani disinformasi menuai kritik. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menutup kantor utama Departemen Luar Negeri yang fokus pada kampanye disinformasi asing, sementara Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) di Departemen Keamanan Dalam Negeri juga menghentikan upayanya dalam menangani misinformasi terkait pemilu AS. Keputusan Washington untuk memotong operasi melawan disinformasi disebut sebagai sangat menguntungkan bagi Putin, menurut peneliti Ivana Stradner.