Berita  

Gen Z Meminta Nasihat di ChatGPT: Ketagihan atau Solusi?

Generasi Z (Gen Z) terbukti menjadi generasi yang paling aktif menggunakan ChatGPT dalam konsultasi karier, dengan hanya 3% yang menyesal mengikuti saran dari mesin tersebut, berdasarkan studi dari Southeastern Oklahoma State University. Studi ini juga mengungkapkan bahwa lebih dari separuh orang Amerika terbuka untuk merubah karier mereka, dimana Gen Z memimpin tren ini dengan persentase tertinggi yaitu 57%, mengalahkan milenial dan Gen X. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z memiliki nilai tambah dalam memanfaatkan peluang di pasar kerja yang kompetitif.

Profesional muda, khususnya Gen Z, cenderung lebih banyak menggunakan AI dalam mencari karier dibandingkan dengan generasi lainnya seperti milenial, Gen X, dan baby boomer. Mereka tidak hanya menggunakan ChatGPT untuk memilih tempat memulai karier, tetapi juga saat melakukan proses pencarian pekerjaan. Sebagian besar orang Amerika juga telah menggunakan AI untuk membuat keputusan terkait karier, mulai dari memutuskan pindah kerja, menyiapkan wawancara, menulis resume dan surat lamaran, hingga mengeksplorasi pekerjaan baru.

Namun, dampak negatif dari penggunaan AI dalam karier juga mulai terasa, dimana banyak perusahaan melakukan pemangkasan karyawan akibat teknologi ini. Hal ini tercermin dari penurunan rekrutmen fresh graduate di perusahaan teknologi terbesar sejak tahun 2019. Tantangan semakin berat bagi para pencari kerja, yang bahkan 77% di antaranya meminta bantuan orang tua untuk menghadiri wawancara, menegosiasikan gaji, dan menyelesaikan konflik di tempat kerja. Semua ini menunjukkan bahwa meskipun AI dapat memberikan kemudahan dalam mencari karier, namun juga membawa konsekuensi yang perlu diwaspadai.

Source link

Exit mobile version