Sebanyak seratus pelajar tingkat SMA/SMK di wilayah Jakarta Utara aktif mengikuti dialog yang diadakan oleh Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik setempat. Tujuan dari dialog tersebut adalah untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya tawuran di kalangan pelajar. Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Utara, Andi Ahmad Kohar, menegaskan bahwa tawuran pelajar masih menjadi masalah serius di wilayah tersebut dan perlu diatasi bersama-sama. Menurutnya, tawuran sering terjadi karena kurangnya kontrol sosial, krisis identitas remaja, dan provokasi melalui media sosial.
Andi Ahmad Kohar juga mengapresiasi kehadiran para pelajar dalam dialog tersebut yang telah memilih untuk mengikuti jalur positif dengan mematuhi aturan dan menjauhi tawuran. Dia menekankan bahwa para pelajar adalah generasi penerus yang harus menggunakan waktu untuk belajar, berprestasi, dan terlibat dalam kegiatan positif, bukan terlibat dalam tawuran.
Selain itu, pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial juga disoroti dalam dialog ini. Para pelajar diingatkan untuk menerapkan prinsip 3S yaitu “screen time” untuk membatasi waktu penggunaan media sosial, “screen zone” untuk menentukan tempat penggunaan, dan “screen break” untuk mengambil jeda secara rutin. Harapannya, pelajar dapat meningkatkan kesadaran untuk menciptakan lingkungan Jakarta Utara yang aman, tertib, dan nyaman bagi semua warga.
Dialog ini melibatkan narasumber seperti Kasat Intel Polres Metro Jakarta Utara AKBP Timur Prasetyo, psikolog Noridha Weningsari, dan Tumpal Datner. Mereka menyampaikan pesan-pesan pencegahan tawuran dari berbagai perspektif, mulai dari hukum, psikologi, hingga sosial masyarakat. Tindakan preventif semacam ini diharapkan dapat membantu mengurangi kasus tawuran pelajar di wilayah Jakarta Utara.