Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan perkembangan terbaru dalam negosiasi dengan TikTok, dengan memastikan kontrol algoritma aplikasi tersebut berada di bawah perusahaan AS serta mayoritas kursi dewan pengawas diisi oleh warga AS. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kesepakatan hampir selesai dan sedang dalam proses penandatanganan. Algoritma TikTok akan dikendalikan oleh Amerika, yang merupakan poin utama dari perundingan antara Washington dan Beijing.
Oracle akan bertanggung jawab atas keamanan data dan sistem aplikasi TikTok di AS, dengan pembentukan tujuh kursi dewan pengawas untuk mengatur operasional TikTok di negara tersebut. Kesepakatan ini muncul setelah percakapan telepon antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping. Meski China belum memberikan informasi resmi terkait kesepakatan, Trump menyatakan bahwa sejumlah investor AS siap terlibat. Leavitt menegaskan pentingnya melindungi privasi dan data warga AS sambil memastikan aplikasi ini tetap beroperasi.
Survei Pew Research Center menunjukkan penurunan dukungan publik untuk larangan TikTok di AS, dengan sebagian besar responden yang mendukung larangan merujuk pada kekhawatiran tentang keamanan data pengguna. Sebelumnya, TikTok menghadapi ancaman larangan di AS setelah undang-undang memberikan batas waktu, namun Trump menandatangani perintah sementara untuk menjaga operasional aplikasi tersebut. Kesulitan terbesar dalam proses ini adalah penyerahan kendali atas algoritma TikTok oleh ByteDance, karena dianggap rawan dimanipulasi oleh otoritas China.