Berita  

Potensi Bahaya di Banten: Megathrust-Sesar Aktif dan Krakatau

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengambil langkah antisipasi terhadap potensi gempa dan tsunami di Provinsi Banten, khususnya di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Daerah ini dianggap sebagai zona merah karena berada pada titik pertemuan zona Megathrust, sesar aktif, dan Gunung Anak Krakatau. Direktur Seismologi Teknik dan Geofisika Potensial BMKG, Setyoajie Prayoedhie, menekankan pentingnya edukasi kesiapsiagaan mengingat tren peningkatan frekuensi gempa bumi dan kompleksitas mekanisme pembangkitan tsunami. Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) menjadi salah satu upaya konkret negara dalam menghadapi ancaman bencana yang nyata.

Pandeglang, Kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, memiliki tingkat kerawanan tinggi karena dipengaruhi oleh empat sumber potensi bencana utama, yaitu Zona Megathrust selatan Jawa, zona sesar aktif, Zona Graben Selat Sunda, dan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Peristiwa tsunami pada 2018 akibat longsoran Gunung Anak Krakatau di Sumur dan gempa bumi pada 2019 di Sumur menjadi pengingat bahwa ancaman di Pandeglang sangat kompleks.

Kecamatan Sumur memiliki risiko bencana yang perlu diwaspadai karena berada di daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda. Ancaman bisa berasal dari gempabumi tektonik maupun dari Gunung Api Anak Krakatau yang telah memicu tsunami di Selat Sunda. Respons atas kerawanan ini, BMKG telah memasang tiga unit Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) di beberapa lokasi strategis di Pandeglang, serta mengaktifkan sirine peringatan dini di desa-desa pesisir. Upaya ini bertujuan untuk memberikan perlindungan lebih baik kepada masyarakat dan mengurangi risiko bencana di wilayah tersebut.

Source link