Polestar, merek mobil listrik asal Sino-Swedia, telah mengalami perkembangan yang menarik. Dengan mengalihkan produksinya ke negara lain di luar Cina, Polestar berhasil memperluas jajaran produknya dengan sukses di Amerika. Penjualan global Polestar telah meningkat hingga 51% tahun ini, menandakan potensi kembalinya merek ini ke panggung keberhasilan mobil listrik. Namun, di Cina sendiri, Polestar mengalami penjualan yang buruk, hanya berhasil menjual 69 mobil pada paruh pertama tahun ini.
Kurangnya resonansi Polestar di Cina bisa jadi karena pasar mobil listrik di sana lebih mengutamakan nilai dan fitur. Model Polestar yang minimalis dan berorientasi pada dinamika berkendara mungkin tidak cukup untuk bersaing dengan model lain yang lebih menarik dan terjangkau di pasar Cina. Selain itu, keberadaan banyak pesaing internal di dalam Geely, perusahaan induk Polestar, juga menjadi faktor pertimbangan bagi konsumen di Cina.
Meski Polestar belum dipastikan akan menutup operasinya di Cina, kemungkinan besar mereka akan melakukan perombakan besar-besaran dalam strategi pemasaran dan produk. Peluncuran SUV kompak Polestar 7 dan penyegaran Polestar 2 mungkin dapat membantu Polestar mencapai kesuksesan di pasar lain di luar Cina. Namun, tantangan yang dihadapi Polestar di Cina tentu menjadi pembelajaran berharga bagi mereka dalam memperluas kehadirannya di pasar global.