Baru-baru ini, ada pembicaraan yang cukup ramai mengenai upaya untuk membawa kembali manufaktur ke Amerika Serikat. Namun, ini bukanlah sekadar omong kosong belaka, melainkan suatu langkah nyata yang didorong oleh Undang-Undang Pengurangan Inflasi. Tujuan dari undang-undang ini adalah untuk mengurangi ketergantungan AS pada rantai pasokan dari Cina, termasuk diantaranya penggunaan baterai Cina, sekaligus untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan seperti energi bersih.
Satu hal yang menjadi fokus perhatian adalah kredit pajak untuk kendaraan listrik yang akan berakhir pada 30 September mendatang. Hal ini membuat General Motors dan BMW berpikir ulang dan melihat bahwa saat ini lebih masuk akal untuk kembali menggunakan baterai Cina yang harganya lebih murah, setidaknya dalam jangka pendek.
Di samping itu, ada berbagai peristiwa menarik terkait mobil listrik dan teknologi yang sedang berkembang. Misalnya, Pemerintah Cina turut campur tangan dalam perang harga mobil listrik yang tengah berlangsung di negara tersebut. Shell juga akan membongkar stasiun pengisian daya Volta tahun ini. Para perusahaan pengisian daya mobil listrik juga akan mengalami konsolidasi dengan fokus pada stasiun pengisian daya yang lebih mewah dan bertenaga tinggi, meskipun jumlahnya lebih sedikit.
Pergeseran dalam industri mobil listrik juga terlihat dari keputusan General Motors dan BMW untuk membeli lebih banyak baterai mobil listrik dari Cina. Dengan berakhirnya kredit federal, keduanya diperkirakan akan beralih ke baterai buatan AS untuk mobil listrik yang akan datang. Namun, faktanya adalah keberadaan Cina saat ini masih menjadi pilihan yang lebih ekonomis bagi keduanya. General Motors bahkan akan menggunakan baterai lithium iron phosphate dari produsen terbesar di dunia, CATL, untuk Chevy Bolt EV generasi berikutnya.
Situasi yang serupa juga dialami oleh BMW yang terpaksa mengimpor baterai Cina setelah rencana pembangunan dua pabriknya di Amerika Serikat dihentikan. Meski begitu, hal ini dipandang lebih murah dan efisien dalam produksi baterai.
Selain itu, pergerakan di industri mobil listrik di China juga menunjukkan perlambatan penjualan setelah pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perang harga yang terjadi. Meskipun demikian, penjualan mobil listrik masih menunjukkan pertumbuhan sekitar 6,3% di bulan Juli lalu.
Dari semua perkembangan tersebut, kita bisa melihat bahwa industri mobil listrik dan teknologi sedang mengalami banyak perubahan yang dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa adaptasi terhadap perubahan dan kebutuhan pasar merupakan hal yang krusial dalam menghadapi dinamika industri yang terus berkembang.