Aplikasi pengiriman pesan Max, yang merupakan pesaing WhatsApp, menuai kontroversi karena dituduh berpotensi menjadi platform mata-mata pemerintah Rusia. Analis teknis yang ditugaskan oleh Forbes serta Ilya Perevalov, seorang Pakar Teknis dari Roskomsvoboda dan RKS Global, mengungkapkan bahwa data yang dikirim melalui Max akan disimpan di server pemerintah Rusia. Perevalov menekankan bahwa ini dapat menyebabkan dampak yang signifikan bagi pengguna di masa depan.
Meskipun memiliki izin yang lebih sedikit daripada aplikasi lain seperti Telegram dan WhatsApp, para analis menyarankan untuk tetap hati-hati dalam menggunakan Max. Mereka mencatat bahwa aplikasi ini memiliki tingkat pemantauan yang tinggi terhadap aktivitas pengguna, karena dilengkapi dengan kemampuan pelacakan yang berlebihan dan tidak memiliki perlindungan enkripsi yang memadai seperti WhatsApp. Sehingga secara keseluruhan, desain aplikasi dianggap tidak aman.
Max, yang diluncurkan pada Maret 2025, telah memiliki 18 juta pengguna terdaftar dalam lima bulan setelah peluncurannya. Platform ini dikembangkan oleh VK, yang juga merupakan penyedia layanan email Mail.ru dan media sosial VKnote. Diketahui bahwa pemerintah Rusia telah memblokir Signal sejak Agustus 2024, dan rencananya untuk melakukan hal yang sama terhadap WhatsApp, menunjukkan bahwa Max mungkin akan menjadi satu-satunya aplikasi yang dapat digunakan oleh warga Rusia.