Berita  

Proyek Satelit RI Kedua Tetap Berlanjut Meskipun Satria-1 Belum Cukup

Satria-1 akan segera dioperasikan dalam waktu dekat. Namun, satelit dengan kapasitas 150 Gbps ini masih belum mencakup seluruh area publik di 3T.

“Dara saat ini tidak mencukupi kapasitasnya untuk menutupi seluruh area publik, layanan publik yang tidak tercakup oleh teknologi terestrial,” kata Direktur Utama Bakti, Fadhilah Mathar.

Untuk mengatasi hal ini, Satria-2 akan digunakan untuk memberikan kapasitas tambahan. Namun, Fadhilah mengatakan lokasi yang dicakup oleh Satria-2 akan berbeda dengan yang dicakup oleh Satria-1.

“Akan ada lokasi baru yang dicakup oleh Satria-2 nanti. Tetapi, lebih berfokus pada lokasi-lokasi baru yang memang tidak tercakup oleh teknologi serat optik atau gelombang mikro,” ungkapnya.

Fadhilah menyebutkan bahwa kapasitas Satria-2 sebesar 300 Gbps, lebih besar dibandingkan Satria-1 yang hanya 150 Gbps.

Saat ini, pengadaan Satria-2 masih dalam pembahasan di Bappenas dan Kemenkeu untuk disertakan dalam green book, yaitu daftar proyek yang telah disetujui pendanaannya.

“Kemungkinan mulai tahun 2024, tapi belum pasti kuartal berapa. Kami akan melakukan pemetaan lagi untuk tetap sasaran,” ujar Fadhilah.

Menteri Kominfo Budi Arie telah melakukan uji coba integrasi dan aktivasi Satria-1 di enam lokasi, yaitu Kota Manokwari, Kota Jayapura, Kota Ambon, Kota Batam, Kota Kupang, dan Kota Banjarbaru.

Uji coba dilakukan langsung melalui konferensi video untuk memastikan akses internet Satria-1 dapat digunakan dengan baik.

Selama uji coba, kecepatan uplink yang didapatkan adalah 3 Mbps, sedangkan kecepatan downlink adalah 10 Mbps. Sri Sanggrama Aradea, Kepala Divisi Satelit Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (Bakti), menjelaskan bahwa hasil ini sudah cukup ideal untuk Satria-1.

“Sudah cukup. Karena hasil pengalaman saat ini menunjukkan bahwa 4 Mbps setiap lokasi sudah cukup mumpuni untuk penggunaan daring dan sebagainya,” kata Aradea.